Haiiiii ketemu lagi
dengan saya :3 Back to routine, I’ll give you some review about chapter 6 after
mid test. Kali ini saya akan membahas tentang Perencanaan Manajerial dan
Penetapan Tujuan. Dalam review saya tentang chapter enam ini, kita akan banyak
mempelajari tentang tujuan dan rencana. Langsung aja yuk dibaca :)
Setiap perusahaan pasti
punya arah atau target yang harus dituju di masa depan. Dan untuk mencapai
target tersebut, perusahaan mempunyai suatu tujuan dan rencana-rencana yang
dapat dilakukan agar target tersebut dapat tercapai. Tujuan dapat didefinisikan sebagai kondisi di
masa depan yang diinginkan dan coba diwujudkan oleh perusahaan. Tujuan sangat
penting karena perusahaan didirikan untuk memenuhi suatu maksud, dan tujuanlah
yang menetapkan dan menetapkan maksud tersebut. Sedangkan rencana adalah cetak biru yang digunakan untuk
mencapai tujuan, dan menentukan alokasi sumber daya, waktu, tugas serta
tindakan lain yang diperlukan. Rencana erat kaitannya dengan perencanaan, yaitu tindakan yang dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan.
Dalam tujuan dan rencana
juga terdapat tingkatan. Berikut ini merupakan piramida tingkatan
tujuan/rencana beserta urgensinya.
Tingkatan Tujuan/Rencana Beserta Urgensinya |
-Pesan internal adalah pesan yang khusus dipakai
karyawan dalam organisasi.
-Pesan eksternal adalah pesan yang berkaitan dengan
lingkungan dan masyarakat umum.
Karakteristik tujuan dan
rencana adalah sebagai berikut:
1. Legitimasi, maksudnya misi perusahaan selain melambangkan
legitimasi bagi kalangan eksternal, seperti investor, pelanggan dan masyarakat,
juga membantu mereka untuk memandang perusahaan secara positif. Misi yang kuat
akan berdampak terhadap pegawai dengan menjadikan mereka berkomitmen terhadap
perusahaan karena memahami keberadaannya.
2. Motivasi. Tujuan dan rencana meningkatkan
motivasi dan komitmen pegawai dengan meminimalisasi ketidakpastian dan
memperjelas hal-hal yang harus mereka capai.
Alokasi sumber daya.
Tujuan membantu para manajer memutuskan untuk bidang apa mereka harus
mengalokasikan sumber daya, termasuk pegawai, modal, dan peralatan.
3. Panduan tindakan. Tujuan dan rencana member arahan
dengan memfokuskan perhatian kepada target-target tertentu dan mengarahkan
upaya pegawai untuk mencapai sasaran penting.
4. Dasar pengambilan keputusan. Dengan menetapkan tujuan dan
melakukan perencanaan, para manajer memperjelas apa yang hendak dicapai oleh
perusahaan. Mereka mengambil keputusan untuk memastikan bahwa kebijakan
internal, peranan, kinerja, struktur, produk, dan pengeluaran sesuai dengan hasil
yang diinginkan.
5. Standar kinerja. Tujuan juga berfungsi sebagai
criteria kinerja dan standar penilaian, karena menentukan hasil yang hendak
dicapai perusahaan.
Proses perencanaan
perusahaan meliputi langkah-langkah di bawah ini:
1. Membuat rencana
- Menentukan visi dan
misi
- Menetapkan tujuan
2. Menerjemahkan
rencana
- Membuat rencana dan
sasaran taktis
- Memetakan
strategi
- Membuat rencana
kontingensi dan skenario
- Membentuk tim
intelijen
3. Merencanakan
operasi
- Membuat tujuan dan
rencana operasional
- Memilih ukuran dan
target
- Menentukan tujuan
abadi
- Membuat perencanaan
krisis
4. Melaksanakan
rencana
Menggunakan:
- Manajemen
bersasaran
- Panel instrumen
kinerja
- Rencana sekali
pakai
- Tanggung jawab
terdesentralisasi
5. Memonitor dan
mempelajari
- Mengevaluasi
perencanaan
- Mengevaluasi
operasi
Menetapkan tujuan diawali
oleh para manajer puncak. Keseluruhan proses perencanaan dimulai dengan menetapkan
misi dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Misi berarti dasar keberadaan perusahaan,
berada di puncak hierarki tujuan. Misi menjabarkan nilai-nilai, cita-cita, dan
dasar keberadaan perusahaan. Misi yang ditetapkan dengan jelas merupakan dasar
dari penetapan tujuan dan rencana ke depan. Pernyataan misi adalah gambaran umum tujuan yang membedakan suatu perusahaan
dengan perusahaan lain yang sejenis. Pernyataan misi yang tepat dapat
meningkatkan motivasi pegawai dan kinerja perusahaan. Bebrapa pernyataan misi
menggambarkan karakteristik perusahaan, seperti nilai-nilai perusahaan,
kualitas produk, lokasi perusahaan, dan sikap terhadap pegawai.
Tujuan dan rencana
Tujuan strategis, yang juga disebut tujuan resmi adalah pernyataan umum mengenai masa depan
yang ingin dicapai perusahaan. Tujuan ini berkaitan dengan perusahaan secara
keseluruhan, bukan dengan divisi atau departemen tertentu. Rencana strategis menentukan langkah-langkah dan
tindakan-tindakan yang akan diambil perusahaan untuk mencapai tujuan strategis. Rencana strategis merupakan cetak biru yang menentukan
aktivitas dan alokasi sumber daya perusahaan yang diperlukan untuk mencapai
target. Setelah menetapkan tujuan strategis, langkah berikutnya adalah
menentukan tujuan taktis, yaitu hasil-hasil yang hendak dicapai oleh divisi-divisi
dan departemen-departemen utama di perusahaan. Tujuan ini berlaku untuk
manajemen menengah dan menggambarkan langkah yang harus dilakukan oleh
subunit-subunit utama perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Rencana taktis dibuat untuk membantu melaksanakan rencana strategis utama
dan mencapai bagian tertentu dari strategi perusahaan. Rencana taktis biasanya
memiliki jangka waktu lebih pendek daripada rencana strategis. Tujuan operasional adalah hasil yang diharapkan dari
departemen, kelompok kerja, dan individu pegawai. Tujuan operasional bersifat
pasti dan terukur.
Tujuan-tujuan perusahaan
yang disusun secara efektif bersifat selaras. Maksudnya, tujuan-tujuan tersebut
bersifat konsisten dan saling mendukung agar tujuan yang dicapai tingkat yang
lebih rendah memungkinkan untuk mencapai tujuan di tingkat yang lebih tinggi.
Kinerja perusahaan adalah hasil dari sejauh mana elemen-elemen yang saling
bergantung ini berjalan selaras, sehingga para individu, tim, departemen harus
bekerja secara harmonis. Teknik yang maik popular untuk menyelaraskan tujuan
adalah membuat peta strategi. Peta strategi adalah gambaran visual dari
faktor-faktor penting pendorong kesuksesan perusahaan yang menunjukkan hubungan
antara tujuan dan rencana spesifik di setiap bidang. Peta strategi menjadi
sarana ampuh bagi para manajer untuk melihat hubungan sebab-akibat antara
tujuan dan rencana.
Peta Strategi untuk Menyelaraskan Tujuan |
Kriteria tujuan efektif
adalah sebagai berikut:
1. Spesifik dan
terukur
2. Memiliki jangka waktu
yang pasti
3. Mencakup hasil-hasil
penting
4. Menantang tetapi
realistis
5. Dikaitkan dengan
imbalan
Para manajer menggunakan
tujuan operasional untuk mengarahkan pegawai dan sumber daya guna mencapai
hasil spesifik yang memungkinkan perusahaan untuk berkinerja secara efisien dan
efektif. Kemudian para manajer menggunakan sejumlah pendekatan perencanaan,
termasuk manajemen bersasaran, rencana sekali pakai, dan rencana tetap.
1. Manajemen bersasaran (Management By Objective – MBO)
Manajemen bersasaran digagas oleh ahli manajemen ternama,
Peter Drucker dalam bukunya, The Practice of Management yang terbit pada tahun
1954. Manajemen bersasaran mempunyai pengertian sistem yang
digunakan oleh para manajer dan pegawai untuk menetapkan tujuan bagi setiap
departemen, proyek, dan personel serta menggunakan mereka untuk memonitor
kinerja selanjutnya.
Langkah-langkah manajemen
bersasaran:
1. Menetapkan tujuan. Menetapkan tujuan meliputi pegawai di
semua tingkat. Para manajer mengikuti kriteria tujuan efektif dan memastikan
tanggung jawab disebarkan untuk mencapai tujuan. Tujuan harus ditetapkan secara
bersama-sama. Kesepakatan antara pegawai dan pengawas akan menciptakan komitmen
terkuat untuk mencapai tujuan.
2. Mengembangkan rencana
aksi. Rencana aksi sama
halnya dengan rencana tindakan. Rencana tindakan memberi arah bagi
tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
serta dibuat untuk individu maupun departemen.
3. Melakukan evaluasi
kemajuan. Evaluasi secara rutin
penting dilakukan untuk memastikan bahwa rencana tindakan berjalan atau tidak.
Evaluasi ini dapat dilakukan secara informal oleh manajer beserta bawahannya,
sementara perusahaan melakukan evaluasi setiap 3, 6, atau 9 bulanan.
Pemeriksaan rutin ini memungkinkan manajer dan pegawai melihat apakah pekerjaan
sudah sesuai target, dan apakah tindakan perbaikan diperlukan.
4. Menilai kinerja secara
keseluruhan. Langkah terakhir dalam
manajemen bersasaran adalah mengevaluasi secara seksama pencapaiantujuan oleh
individu dan departemen. Keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan
merupakan bagian dari sistem penilaian kinerja. Penilaian kinerja departemen-departemen
dan perusahaan secara keseluruhan menjadi penentu tujuan untuk periode
berikutnya. Proses manajemen bersasaran ini berulang setiap tahun.
2. Rencana sekali pakai
dan rencana tetap
Rencana sekali pakai adalah rencana yang dibuat untuk
mencapai sejumlah tujuan yang kemungkinan tidak berulang di masa depan. Contoh
rencana sekali pakai, yaitu mendirikan kantor pusat baru dan merenovasi kantor. Rencana tetap adalah rencana berkelanjutan yang
memberi panduan melakukan dan mengatasi tugas atau situasi yang terjadi secara
berulang di perusahaan. Contoh rencana tetap, yaitu kebijakan penggunaan
internet dan email, peraturan tidak boleh makan di ruangan, dan prosedur
penangan keluhan pelanggan.
Pada dunia bisnis yang
makin bergejolak dan tidak pasti ini para manajer beralih untuk menggunakan
pendekatan perencanaan inovatif yang membantu melindungi perusahaan dari
peristiwa yang tak terduga. Tiga metode perencanaan penting adalah perencanaan
kontingensi, pembuatan skenario, dan perencanaan krisis.
1. Perencanaan
Kontingensi
Rencana kontingensi adalah rencana perusahaan ketika
mengalami kondisi darurat, kemerosotan, maupun situasi tak terduga. Untuk
membuat rencana kontingensi, para manajer mengenali faktor-faktor penting di
lingkungan, seperti potensi krisis ekonomi, kelesuan pasar, dsb. Kemudian, para
manjajer menyusun respon-respon alternatif terhadap kontingensi yang berdampak
terburuk, dan berfokus kepada kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
2. Pembuatan skenario
Pembuatan skenario adalah langkah-langkah untuk mengamati
tren dan ketidaksinambungan yang sedang terjadi, serta memvisualisasikan
kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik di masa depan.
3. Perencanaan
krisis
Perencanaan krisis hampir sama dengan perencanaan
kontingensi, yaitu rencana yang digunakan saat mengalami kejadian tak terduga.
Dua tahapan penting dalam perencanaan krisis, yaitu pencegahan krisis dan
persiapan krisis. Pencegahan krisis meliputi membangun hubungan dan mendeteksi sinyal dari
lingkungan. Sementara persiapan krisis meliputi membentuk tim manajemen krisis dan juru bicara
perusahaan, membuat rencana manajemen krisis terperinci, serta membuat sistem
komunikasi yang efektif.
Tujuan perencanaan dan
penetapan tujuan adalah untuk membantu perusahaan mencapai kinerja tinggi.
Untuk mencapainya, perusahaan menggunakan pendekatan perencanaan tradisonal dan
pendekatan perencanaan kinerja tinggi.
1. Perencanaan
tradisonal
Perencanaan tradisonal
dilakukan sepenuhnya oleh eksekutif puncak dengan menggunakan jasa konsultan
atau yang lebih umum lagi, melalaui departemen perencanaan pusat. Departemen perencanaan pusat adalah sekelompok ahli perencanaan yang
melapor secara langsung kepada CEO atau presiden. Para ahli perencanaan
dipekerjakan untuk mengumpulkan data dan membuat rencana strategis terperinci
untuk perusahaan secara keseluruhan. Pendekatan perencanaan ini bersifat
top-down Karen atujuan dan rencana diberikan kepada divisi-divisi dan
departemen utama setelah disetujui oleh presiden.
2. Perencanaan kinerja
tinggi
Perkembangan pendekatan
baru diawali dengan peralihan kepada perencanaan terdesentralisasi, yaitu para ahli perencanaan bekerja
bersama para manajer divisi atau departemen utama untuk membuat tujuan dan rencana
mereka sendiri. Dikarenakan lingkungan makin mudah bergejolak, para eksekutif
puncak melihat manfaat jika perencanaan terdesentralisasi dibawa lebih jauh,
yaitu dengan memungkinkan para ahli perencanaan untuk bekerja secara langsung
dengan manajer dan pegawai lini depan untuk membuat rencana dinamis yang dapat
memenuhi kebutuhan yang cepat berubah.
Perusahaan memerlukan
cara untuk melihat kemajuan rencana serta mengukur kemajuan tersebut dalam
mencapai tujuan. Perusahaan-perusahaan mulai menggunakan panel instrumen kinerja bisnis sebagai cara bagi kalangan
eksekutif untuk mengawasi indicator-indikator penting kinerja. Kini, panel
instrumen berkembang menjadi sistem yang meluas di perusahaan yang membantu
menyelaraskan dan mengawasi tujuan di seluruh perusahaan.
Itulah sekilas tentang
perencanaan manajerial dan penetapan tujuan. Semoga dengan membaca tulisan saya
ini, para pembaca dapat memiliki wawasan mengenai beragam tujuan dan rencana
yang ada di perusahaan-perusahaan. Thank you for reading, and see you :)
No comments:
Post a Comment