Kali ini kita akan
membahas tentang bab kepemimpinan. Apa saja yang akan saya ulas? Langsung yuk
ke TKP :3
Suatu organisasi yang
berhasil tidak lepas dari seorang pemimpin. Pemimpin yang baik tentunya
mempunyai kepemimpinan yang baik pula. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain guna mencapai tujuan organisasi. Ini berarti bahwa
pemimpin terlibat dengan orang lain untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan
mengandung tiga aspek yang menonjol, yaitu manusia, pengaruh, dan tujuan.
Kepemimpinan dijalankan oleh manusia, melibatkan penggunaan pengaruh, dan
digunakan untuk mencapai tujuan. Konsep kepemimpinan juga berubah seiring
dengan berubahnya organisasi. Hal menarik tentang kepemimpinan masa kini adalah
“pendekatan postheoric” yang mengutamakan tindakan-tindakan subtil, tidak kasat
mata, dan sering tanpa pamrih yang dilakukan setiap hari oleh pemimpin. Ciri
utama pemimpin postheoric adalah kerendahan hati. Kerendahan hati adalah
bersikap rendah hati dan tidak berpura-pura.
Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Jim Collins dan rekan-rekannya menemukan pentingnya apa yang
disebut oleh Collins sebagai kepemimpinan tingkat 5 dalam mengubah perusahaan
dari sekadar hebat menjadi benar-benar hebat. Seperti yang ia tulis dalam
bukunya, Good to Great: Why Some Companies Make the Leap and Others Don’t,
kepemimpinan tingkat 5 merupakan tingkat tertinggi dalam hierarki kemampuan
manajer. Ciri penting pemimpin tingkat 5 adalah hampir hilangnya ego, dibarengi
dengan tekad kuat untuk melakukan yang terbaik bagi organisasi. Hierarki
tingkat 5 adalah sebagai berikut:
1. Tingkat 1: Individu
Berkemampuan Tinggi. Pada tingkat ini, individu memberi sumbangan produktif
lewat bakat, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan kerja yang baik.
2. Tingkat 2: Anggota Tim
Aktif. Pada tingkat ini, individu menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai
tujuan tim dan bekerja dengan orang lain secara efektif dalam kelompok.
3. Tingkat 3: Manajer Andal.
Pada tingkat ini, manajer mengorganisasikan manusia dan sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
4. Tingkat 4: Pemimpin
Efektif. Pada tingkat ini, pemimpin mempercepat komitmen dan pencapaian visi
yang jelas dan menarik, serta mendorong standar kinerja yang lebih tinggi.
5. Tingkat 5: Eksekutif
Tingkat 5. Pada tingkatan ini, individu membangun kejayaan yang kekal lewat
gabungan paradoksal kerendahan hati dan tekad profesional.
Fokus untuk menekan
ambisi pribadi dan membangun potensi orang lain juga merupakan ciri utama
kepempinan interaktif. Kepemimpinan interaktif adalah gaya kepemimpinan yang
bercirikan nilai-nilai bersikap rendah hati, merangkul semua orang, membina
hubungan, dan peduli. Kepemimpinan ini menekan ambisi pribadi dan membangun
potensi orang lain, lebih menyukai proses konsensual dan kolaboratif, serta
tumbuh dari penelitian pemimpin laki-laki dan perempuan.
Manajemen yang baik
sangat penting bagi organisasi, namun para manajer yang baik juga harus menjadi
pemimpin yang baik, karena kualitas manajemen dan kepemimpinan yang berbeda
merupakan kekuatan bagi organisasi. Perbedaan utama antara manajemen dan
kepemimpinan adalah manajemen mengutamakan stabilitas, ketertiban, dan
pemecahan masalah di struktur dan sistem organisasi yang ada. Sedangkan
kepemimpinan berarti mempertanyakan status quo agar norma-norma using, tidak
produktif, atau tidak bertanggung jawab secara sosial dapat diganti guna
memenuhi tantangan-tantangan baru.
Berbagai upaya awal untuk
memahami kesuksesan kepemimpinan berfokus kepada karakter pemimpin. Karakter
adalah ciri pribadi pemimpin yang menonjol, seperti kecerdasan, kejujuran,
kepercayaan diri, dan bahkan penampilan. Dua perilaku kepemimpinan utama yang
dianggap penting bagi kepemimpinan adalah perilaku berorientasi tugas dan
perilaku berorientasi manusia. Kedua kategori perilaku ini terbukti berhubungan
dengan kepemimpinan efektif di berbagai situasi dan waktu. Banyak upaya untuk
memahami tentang dua kategori tersebut, salah satunya melalui penelitian.
Program penelitian penting terhadap perilaku kepemimpinan terdiri dari
penelitian Ohio State, penelitian Michigan, dan kisi-kisi kepemimpinan.
Para peneliti di Ohio State University
mengidentifikasi dua perilaku utama seorang pemimpin, yaitu pertimbangan dan
struktur permulaan. Pertimbangan adalah jenis perilaku yang menggambarkan
sejauh mana sang pemimpin memikirkan bawahan, menghargai pikiran dan perasaan
mereka, serta membangun rasa saling percaya. Sedangkan stuktur permulaan adalah
jenis perilaku yang menggambarkan kadar perilaku tugas, yaitu sejauh mana sang
pemimpin berorientasi tugas dan mengarahkan pekerjaan bawahannya untuk mencapai
tujuan. Pertimbangan dan stuktur permulaan saling terpisah, yang berarti
seorang pemimpin dengan pertimbangan tinggi dapat memilki struktur permulaan
tinggi atau rendah.
Para peneliti Universitas Michigan
menggunakan istilah pemimpin berorientasi pegawai untuk menyebut pemimpin yang
menetapkan tujuan berkinerja tinggi dan menampilkan perilaku suportif terhadap
bawahan mereka. Pemimpin yang paling tidak efektif disebut pemimpin
berorientasi tugas, yaitu mereka yang cenderung lebih memperhatikan pemenuhan
jadwal, penghematan biaya, dan efisiensi produksi daripada pencapaian tujuan
dan kebutuhan manusiawi.
Kisi-kisi kepemimpinan ini dibangun dengan
menggunakan penelitian dari Ohio State dan Michigan. Kisi-kisi kepemimpinan
adalah teori kepemimpinan dua dimensi yang mengukur perhatian pemimpin terhadap
manusia dan produksi. Gambar di bawah ini merupakan tampilan kisi-kisi
kepemimpinan. Setiap sumbu pada kisi-kisi memiliki sembilan titik, dengan angka
1 berarti perhatian kecil dan 9 berarti perhatian besar.
|
Kisi-kisi Kepemimpinan |
Pendekatan kontingensi
adalah model kepemimpinan yang menggambarkan hubungan antara gaya kepemimpinan
dan situasi spesifik di organisasi. Pendekatan ini terdiri dari teori
situasional Hersey dan Blanchard, model kepemimpinan yang dikembangkan oleh
Fiedler dan rekan-rekannya, serta konsep pengganti kepemimpinan.
- Teori Situasional Hersey dan Blanchard. Teori kepemimpinan situasional merupakan
pengembangan menarik dari teori perilaku yang terangkum pada kisi-kisi
kepemimpinan. Pendekatan ini banyak berfokus kepada karakteristik pengikut dan
menentukan perilaku kepemimpinan yang sesuai. Menurut teori ini, seorang
pemimpin dapat menggunakan satu dari empat gaya kepemimpinan, berdasarkan
gabungan perilaku hubungan dan tugas. Gaya yang sesuai bergantung kepada
tingkat kesiapan pengikut.
|
Teori Situasional Hersey dan Blanchard |
- Teori Kontingensi Fiedler. Titik tolak teori Fiedler
adalah sejauh mana gaya pemimpin berorientasi tugas atau berorientasi hubungan
(manusia). Ide dasarnya adalah mencocokkan gaya pemimpin dengan situasi yang
paling sesuai dengan efektivitasnya. Cocok tidaknya gaya kepemimpinan seorang
ditentukan oleh apakah situasi yang ada menguntungkan atau tidak bagi sang
pemimpin. Menguntungkannya satu situasi kepemimpinan dapat diketahui lewat tiga
hal: kualitas hubungan antara pemimpin dan pengikut, kadar struktur tugas, dan
kadar kewenangan formal pemimpin terhadap pengikut.
Pemimpin perlu mengetahui
dua hal untuk menerapkan teori Fiedler. Pertama, ia harus mengetahui apakah ia
memiliki gaya berorientasi hubungan atau tugas. Kedua, ia harus mendiagnosis
situasi dan menentukan apakah hubungan pemimpin-pengikut, struktur tugas, dan
kekuatan posisi menguntungkan atau tidak. Fiedler yakin bahwa mencocokkan gaya
pemimpin dengan situasi dapat memberikan banyak keuntungan dan efisiensi.
|
Bagaimana Gaya Pemimpin Cocok dengan Situasi |
Pengganti Kepemimpinan
Ada variabel situasi yang
cenderung menggantikan atau membatalkan karakteristik kepemimpinan, yaitu
pengganti dan pembatal kepemimpinan. Pengganti adalah varibel situasi yang
membuat gaya kepemimpinan tidak diperlukan atau berlebihan. Pembatal adalah variabel
situasi yang membatalkan gaya kepemimpinan dan mencegah pemimpin menunjukkan
perilaku tertentu. Variabel situasi mencakup karakteristik kelompok, tugas, dan
organisasi itu sendiri. Pentingnya situasi-situasi dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
|
Pengganti dan Pembatal Kepemimpinan |
Kepemimpinan Karismatik
dan Transformasional
Pemimpin karismatik
adalah pemimpin yang memotivasi bawahannya untuk melebihi kemampuan mereka.
Pemimpin yang karismatik biasanya memilki visi tinggi, mempunyai kemampuan
memahami dan berempati terhadap pengikut, serta memberdayakan dan mempercayai
bawahan untuk mencapai hasil. Pemimpin karismatik cenderung sulit ditebak
karena mereka menciptakan atmosfer perubahan, dan mereka terobsesi dengan
ide-ide visioner yang menggairahkan, menstimulasi, dan mendorong orang lain
untuk bekerja keras.
Kepemimpinan
Transformasional versus Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin transformasional
adalah pemimpin yang dibedakan oleh kemampuan istimewa mereka untuk memunculkan
inovasi dan perubahan. Pemimpin ini mengetahui kebutuhan pengikutnya dan
mendorong mereka agar percaya diri. Pemimpn transaksional adalah pemimpin yang
memperjelas peran dan persyaratan tugas bawahan, memelopori struktur,
memberikan imbalan yang sesuai, dan memahami bawahan. Pemimpin ini unggul dalam
fungsi-fungsi manajemen. Mereka bekerja keras, bersikap toleran dan adil.
Kepemimpinan transformasional berdampak positif terhadap pengembangan dan
kinerja pengikut.
Kepengikutan
Kepemimpinan memang
penting, namun tanpa pengikut yang efektif, tidak ada organisasi yang dapat
bertahan. Pemimpin dapat membangun pemahaman tentang pengikut mereka dan cara
membantu mereka agar lebih efektif. Pengikut yang baik juga memiliki sifat
kepemimpinan yang dimiliki oleh pemimpinnya. Sejauh mana seseorang aktif atau
pasif serta bersikap kritis dan bergantung, menentukan apakah seseorang akan
menjadi pengikut terasing, pengikut pasif, konformis, orang bertahan pragmatis,
atau pengikut efektif.
1. Pengikut terasing adalah
pemikir kritis dan mandiri namun pasif di organisasi.
2. Konformis, yaitu pengikut
yang berpartisipasi aktif di organisasi namun tidak menggunakan keahlian
berpikir kritis.
3. Orang bertahan pragmatis,
yaitu pengikut yang memiliki semua gaya pengikut, bergantung mana yang paling
cocok dengan situasi yang ada.
4. Pengikut pasif, yaitu
pengikut yang tidak menunjukkan berpikir kritis dan mandiri maupun partisipasi
aktif.
5. Pengikut efektif, yaitu
pemikir kritis dan mandiri sekaligus aktif di organisasi.
Baik pengikut maupun
pemimpin menggunakan kekuasaan dan pengaruh untuk menyelesaikan pekerjaan di
organisasi. Kekuasaan adalah potensi untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Sedangkan pengaruh adalah dampak
tindakan seseorang terhadap sikap nilai, keyakinan, atau perilaku orang lain.
Kekuasaan Posisi
Kekuasaan posisi terdiri
dari 3 macam kekuasaan, yaitu:
1. Kekuasaan sah, yaitu
kekuasaan yang muncul dari posisi manajemen formal di organisasi dan kewenangan
yang diberikan kepadanya.
2. Kekuasaan imbalan, yaitu
kekuasaan yang berasal dari kewenangan untuk memberikan imbalan kepada orang
lain.
3. Kekuasaan hukuman, yaitu
kewenangan untuk menghukum atau merekomendasikan hukuman.
Kekuasaan Pribadi
Kekuasaan ini terdiri
dari dua macam, yaitu:
1. Kekuasaan ahli, yaitu
kekuasaan yang berasal dari pengetahuan atau keahlian khusus seseorang tentang
tugas yang sedang dikerjakan tersebut.
2. Kekuasaan rujukan, yaitu
kekuasaan yang berasal dari karakteristik pribadi seseorang yang membuat orang
lain memihak, menghormati, dan mengagumi hingga menirunya.
Sumber Kekuasaan Lain
Ada sumber-sumber
kekuasaan lain yang tidak berhubungan dengan orang atau posisi tertentu,
melainkan peran yang dimiliki seseorang di keseluruhan organisasi, yaitu:
1. Upaya pribadi, yaitu
orang yang menunjukkan inisiatif, bekerja melebihi harapan, mengerjakan proyek
yang tidak disukai namun penting, serta menunjukkan minat belajar tentang
organisasi dan bisnis.
2. Jejaring hubungan. Orang
yang berkecimpung disini memiliki kekuasaan yang lebih besar. Mereka membina
hubungan dengan orang-orang di semua tingkat, baik di dalam maupun di luar
organisasi.
3. Informasi. Informasi
merupakan sumber daya bisnis utama, dan orang yang memiliki akses terhadap
informasi dan mengendalikan bagaimana dan untuk siapa informasi didistribusikan
biasanya kuat.
Pemimpin sering
menggunakan gabungan strategi pengaruh, dan orang yang dianggap memiliki
kekuasaan dan pengaruh yang lebih besar, biasanya adalah mereka yang
menggunakan taktik yang lebih beragam. Tujuh taktik pengaruh interpersonal bagi
pemimpin, yaitu:
1. Gunakan persuasi yang
rasional
2. Buat orang lain menyukai
Anda
3. Andalkan aturan timbal balik
4. Bangun aliansi
5. Bersikap tegas – minta
apa yang Anda inginkan
6. Manfaatkan kewenangan
yang lebih tinggi
7. Berikan imbalan atas
perilaku yang Anda inginkan
Kepemimpinan Sebagai
Pelayanan
Pemimpin abdi adalah pemimpin yang
bekerja untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan bawahan mereka, dan mewujudkan
tujuan atau misi lebih besar dari organisasi mereka. Pemimpin abdi berbagi
banyak hal: kekuasaan, ide, informasi, pengakuan, pujian untuk prestasi, dan
bahkan uang.
Kepemimpinan moral adalah membedakan
yang benar dari yang salah dan memilih melakukan hal yang benar dalam
melaksanakan kepemimpinan. Ini berarti memperlihatkan perilaku adil,jujur,
baik, dan patut dalam melaksanakan kepemimpinan. Pemimpin moral ingat bahwa
bisnis juga terkait dengan nilai-nilai, bukan hanya prestasi ekonomi.
Yap, itulah tentang
kepemimpinan. Semoga apa yang saya share ini bisa menambah pengetahuan kalian
ya. Thank you :3