Friday, December 07, 2012

Bab 16: Kepemimpinan

Kali ini kita akan membahas tentang bab kepemimpinan. Apa saja yang akan saya ulas? Langsung yuk ke TKP :3

Suatu organisasi yang berhasil tidak lepas dari seorang pemimpin. Pemimpin yang baik tentunya mempunyai kepemimpinan yang baik pula. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain guna mencapai tujuan organisasi. Ini berarti bahwa pemimpin terlibat dengan orang lain untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan mengandung tiga aspek yang menonjol, yaitu manusia, pengaruh, dan tujuan. Kepemimpinan dijalankan oleh manusia, melibatkan penggunaan pengaruh, dan digunakan untuk mencapai tujuan. Konsep kepemimpinan juga berubah seiring dengan berubahnya organisasi. Hal menarik tentang kepemimpinan masa kini adalah “pendekatan postheoric” yang mengutamakan tindakan-tindakan subtil, tidak kasat mata, dan sering tanpa pamrih yang dilakukan setiap hari oleh pemimpin. Ciri utama pemimpin postheoric adalah kerendahan hati. Kerendahan hati adalah bersikap rendah hati dan tidak berpura-pura.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jim Collins dan rekan-rekannya menemukan pentingnya apa yang disebut oleh Collins sebagai kepemimpinan tingkat 5 dalam mengubah perusahaan dari sekadar hebat menjadi benar-benar hebat. Seperti yang ia tulis dalam bukunya, Good to Great: Why Some Companies Make the Leap and Others Don’t, kepemimpinan tingkat 5 merupakan tingkat tertinggi dalam hierarki kemampuan manajer. Ciri penting pemimpin tingkat 5 adalah hampir hilangnya ego, dibarengi dengan tekad kuat untuk melakukan yang terbaik bagi organisasi. Hierarki tingkat 5 adalah sebagai berikut:

1.    Tingkat 1: Individu Berkemampuan Tinggi. Pada tingkat ini, individu memberi sumbangan produktif lewat bakat, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan kerja yang baik.
2.    Tingkat 2: Anggota Tim Aktif. Pada tingkat ini, individu menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan tim dan bekerja dengan orang lain secara efektif dalam kelompok.
3.    Tingkat 3: Manajer Andal. Pada tingkat ini, manajer mengorganisasikan manusia dan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
4.    Tingkat 4: Pemimpin Efektif. Pada tingkat ini, pemimpin mempercepat komitmen dan pencapaian visi yang jelas dan menarik, serta mendorong standar kinerja yang lebih tinggi.
5.    Tingkat 5: Eksekutif Tingkat 5. Pada tingkatan ini, individu membangun kejayaan yang kekal lewat gabungan paradoksal kerendahan hati dan tekad profesional.

Fokus untuk menekan ambisi pribadi dan membangun potensi orang lain juga merupakan ciri utama kepempinan interaktif. Kepemimpinan interaktif adalah gaya kepemimpinan yang bercirikan nilai-nilai bersikap rendah hati, merangkul semua orang, membina hubungan, dan peduli. Kepemimpinan ini menekan ambisi pribadi dan membangun potensi orang lain, lebih menyukai proses konsensual dan kolaboratif, serta tumbuh dari penelitian pemimpin laki-laki dan perempuan.

Manajemen yang baik sangat penting bagi organisasi, namun para manajer yang baik juga harus menjadi pemimpin yang baik, karena kualitas manajemen dan kepemimpinan yang berbeda merupakan kekuatan bagi organisasi. Perbedaan utama antara manajemen dan kepemimpinan adalah manajemen mengutamakan stabilitas, ketertiban, dan pemecahan masalah di struktur dan sistem organisasi yang ada. Sedangkan kepemimpinan berarti mempertanyakan status quo agar norma-norma using, tidak produktif, atau tidak bertanggung jawab secara sosial dapat diganti guna memenuhi tantangan-tantangan baru.

Berbagai upaya awal untuk memahami kesuksesan kepemimpinan berfokus kepada karakter pemimpin. Karakter adalah ciri pribadi pemimpin yang menonjol, seperti kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri, dan bahkan penampilan. Dua perilaku kepemimpinan utama yang dianggap penting bagi kepemimpinan adalah perilaku berorientasi tugas dan perilaku berorientasi manusia. Kedua kategori perilaku ini terbukti berhubungan dengan kepemimpinan efektif di berbagai situasi dan waktu. Banyak upaya untuk memahami tentang dua kategori tersebut, salah satunya melalui penelitian. Program penelitian penting terhadap perilaku kepemimpinan terdiri dari penelitian Ohio State, penelitian Michigan, dan kisi-kisi kepemimpinan.
  • Penelitian Ohio State

Para peneliti di Ohio State University mengidentifikasi dua perilaku utama seorang pemimpin, yaitu pertimbangan dan struktur permulaan. Pertimbangan adalah jenis perilaku yang menggambarkan sejauh mana sang pemimpin memikirkan bawahan, menghargai pikiran dan perasaan mereka, serta membangun rasa saling percaya. Sedangkan stuktur permulaan adalah jenis perilaku yang menggambarkan kadar perilaku tugas, yaitu sejauh mana sang pemimpin berorientasi tugas dan mengarahkan pekerjaan bawahannya untuk mencapai tujuan. Pertimbangan dan stuktur permulaan saling terpisah, yang berarti seorang pemimpin dengan pertimbangan tinggi dapat memilki struktur permulaan tinggi atau rendah.
  • Penelitian Michigan

Para peneliti Universitas Michigan menggunakan istilah pemimpin berorientasi pegawai untuk menyebut pemimpin yang menetapkan tujuan berkinerja tinggi dan menampilkan perilaku suportif terhadap bawahan mereka. Pemimpin yang paling tidak efektif disebut pemimpin berorientasi tugas, yaitu mereka yang cenderung lebih memperhatikan pemenuhan jadwal, penghematan biaya, dan efisiensi produksi daripada pencapaian tujuan dan kebutuhan manusiawi.
  • Kisi-kisi Kepemimpinan

Kisi-kisi kepemimpinan ini dibangun dengan menggunakan penelitian dari Ohio State dan Michigan. Kisi-kisi kepemimpinan adalah teori kepemimpinan dua dimensi yang mengukur perhatian pemimpin terhadap manusia dan produksi. Gambar di bawah ini merupakan tampilan kisi-kisi kepemimpinan. Setiap sumbu pada kisi-kisi memiliki sembilan titik, dengan angka 1 berarti perhatian kecil dan 9 berarti perhatian besar.


Kisi-kisi Kepemimpinan

Pendekatan kontingensi adalah model kepemimpinan yang menggambarkan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi spesifik di organisasi. Pendekatan ini terdiri dari teori situasional Hersey dan Blanchard, model kepemimpinan yang dikembangkan oleh Fiedler dan rekan-rekannya, serta konsep pengganti kepemimpinan.
  • Teori Situasional Hersey dan Blanchard. Teori kepemimpinan situasional merupakan pengembangan menarik dari teori perilaku yang terangkum pada kisi-kisi kepemimpinan. Pendekatan ini banyak berfokus kepada karakteristik pengikut dan menentukan perilaku kepemimpinan yang sesuai. Menurut teori ini, seorang pemimpin dapat menggunakan satu dari empat gaya kepemimpinan, berdasarkan gabungan perilaku hubungan dan tugas. Gaya yang sesuai bergantung kepada tingkat kesiapan pengikut.

Teori Situasional Hersey dan Blanchard
  • Teori Kontingensi Fiedler. Titik tolak teori Fiedler adalah sejauh mana gaya pemimpin berorientasi tugas atau berorientasi hubungan (manusia). Ide dasarnya adalah mencocokkan gaya pemimpin dengan situasi yang paling sesuai dengan efektivitasnya. Cocok tidaknya gaya kepemimpinan seorang ditentukan oleh apakah situasi yang ada menguntungkan atau tidak bagi sang pemimpin. Menguntungkannya satu situasi kepemimpinan dapat diketahui lewat tiga hal: kualitas hubungan antara pemimpin dan pengikut, kadar struktur tugas, dan kadar kewenangan formal pemimpin terhadap pengikut.
Pemimpin perlu mengetahui dua hal untuk menerapkan teori Fiedler. Pertama, ia harus mengetahui apakah ia memiliki gaya berorientasi hubungan atau tugas. Kedua, ia harus mendiagnosis situasi dan menentukan apakah hubungan pemimpin-pengikut, struktur tugas, dan kekuatan posisi menguntungkan atau tidak. Fiedler yakin bahwa mencocokkan gaya pemimpin dengan situasi dapat memberikan banyak keuntungan dan efisiensi.

Bagaimana Gaya Pemimpin Cocok dengan Situasi

Pengganti Kepemimpinan

Ada variabel situasi yang cenderung menggantikan atau membatalkan karakteristik kepemimpinan, yaitu pengganti dan pembatal kepemimpinan. Pengganti adalah varibel situasi yang membuat gaya kepemimpinan tidak diperlukan atau berlebihan. Pembatal adalah variabel situasi yang membatalkan gaya kepemimpinan dan mencegah pemimpin menunjukkan perilaku tertentu. Variabel situasi mencakup karakteristik kelompok, tugas, dan organisasi itu sendiri. Pentingnya situasi-situasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Pengganti dan Pembatal Kepemimpinan

Kepemimpinan Karismatik dan Transformasional

Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang memotivasi bawahannya untuk melebihi kemampuan mereka. Pemimpin yang karismatik biasanya memilki visi tinggi, mempunyai kemampuan memahami dan berempati terhadap pengikut, serta memberdayakan dan mempercayai bawahan untuk mencapai hasil. Pemimpin karismatik cenderung sulit ditebak karena mereka menciptakan atmosfer perubahan, dan mereka terobsesi dengan ide-ide visioner yang menggairahkan, menstimulasi, dan mendorong orang lain untuk bekerja keras.

Kepemimpinan Transformasional versus Kepemimpinan Transaksional

Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang dibedakan oleh kemampuan istimewa mereka untuk memunculkan inovasi dan perubahan. Pemimpin ini mengetahui kebutuhan pengikutnya dan mendorong mereka agar percaya diri. Pemimpn transaksional adalah pemimpin yang memperjelas peran dan persyaratan tugas bawahan, memelopori struktur, memberikan imbalan yang sesuai, dan memahami bawahan. Pemimpin ini unggul dalam fungsi-fungsi manajemen. Mereka bekerja keras, bersikap toleran dan adil. Kepemimpinan transformasional berdampak positif terhadap pengembangan dan kinerja pengikut.

Kepengikutan

Kepemimpinan memang penting, namun tanpa pengikut yang efektif, tidak ada organisasi yang dapat bertahan. Pemimpin dapat membangun pemahaman tentang pengikut mereka dan cara membantu mereka agar lebih efektif. Pengikut yang baik juga memiliki sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh pemimpinnya. Sejauh mana seseorang aktif atau pasif serta bersikap kritis dan bergantung, menentukan apakah seseorang akan menjadi pengikut terasing, pengikut pasif, konformis, orang bertahan pragmatis, atau pengikut efektif.

1.    Pengikut terasing adalah pemikir kritis dan mandiri namun pasif di organisasi.
2.    Konformis, yaitu pengikut yang berpartisipasi aktif di organisasi namun tidak menggunakan keahlian berpikir kritis.
3.    Orang bertahan pragmatis, yaitu pengikut yang memiliki semua gaya pengikut, bergantung mana yang paling cocok dengan situasi yang ada.
4.    Pengikut pasif, yaitu pengikut yang tidak menunjukkan berpikir kritis dan mandiri maupun partisipasi aktif.
5.    Pengikut efektif, yaitu pemikir kritis dan mandiri sekaligus aktif di organisasi.

Baik pengikut maupun pemimpin menggunakan kekuasaan dan pengaruh untuk menyelesaikan pekerjaan di organisasi. Kekuasaan adalah potensi untuk mempengaruhi perilaku orang lain.  Sedangkan pengaruh adalah dampak tindakan seseorang terhadap sikap nilai, keyakinan, atau perilaku orang lain.

Kekuasaan Posisi

Kekuasaan posisi terdiri dari 3 macam kekuasaan, yaitu:

1.    Kekuasaan sah, yaitu kekuasaan yang muncul dari posisi manajemen formal di organisasi dan kewenangan yang diberikan kepadanya.
2.   Kekuasaan imbalan, yaitu kekuasaan yang berasal dari kewenangan untuk memberikan imbalan kepada orang lain.
3.  Kekuasaan hukuman, yaitu kewenangan untuk menghukum atau merekomendasikan hukuman.

Kekuasaan Pribadi

Kekuasaan ini terdiri dari dua macam, yaitu:

1.  Kekuasaan ahli, yaitu kekuasaan yang berasal dari pengetahuan atau keahlian khusus seseorang tentang tugas yang sedang dikerjakan tersebut.
2.    Kekuasaan rujukan, yaitu kekuasaan yang berasal dari karakteristik pribadi seseorang yang membuat orang lain memihak, menghormati, dan mengagumi hingga menirunya.

Sumber Kekuasaan Lain

Ada sumber-sumber kekuasaan lain yang tidak berhubungan dengan orang atau posisi tertentu, melainkan peran yang dimiliki seseorang di keseluruhan organisasi, yaitu:

1. Upaya pribadi, yaitu orang yang menunjukkan inisiatif, bekerja melebihi harapan, mengerjakan proyek yang tidak disukai namun penting, serta menunjukkan minat belajar tentang organisasi dan bisnis.
2. Jejaring hubungan. Orang yang berkecimpung disini memiliki kekuasaan yang lebih besar. Mereka membina hubungan dengan orang-orang di semua tingkat, baik di dalam maupun di luar organisasi.
3.  Informasi. Informasi merupakan sumber daya bisnis utama, dan orang yang memiliki akses terhadap informasi dan mengendalikan bagaimana dan untuk siapa informasi didistribusikan biasanya kuat.

Pemimpin sering menggunakan gabungan strategi pengaruh, dan orang yang dianggap memiliki kekuasaan dan pengaruh yang lebih besar, biasanya adalah mereka yang menggunakan taktik yang lebih beragam. Tujuh taktik pengaruh interpersonal bagi pemimpin, yaitu:

1.    Gunakan persuasi yang rasional
2.    Buat orang lain menyukai Anda
3.    Andalkan aturan timbal balik
4.    Bangun aliansi
5.    Bersikap tegas – minta apa yang Anda inginkan
6.    Manfaatkan kewenangan yang lebih tinggi
7.    Berikan imbalan atas perilaku yang Anda inginkan

Kepemimpinan Sebagai Pelayanan

  • Kepemimpinan Abdi

Pemimpin abdi adalah pemimpin yang bekerja untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan bawahan mereka, dan mewujudkan tujuan atau misi lebih besar dari organisasi mereka. Pemimpin abdi berbagi banyak hal: kekuasaan, ide, informasi, pengakuan, pujian untuk prestasi, dan bahkan uang.
  • Kepemimpinan Moral

Kepemimpinan moral adalah membedakan yang benar dari yang salah dan memilih melakukan hal yang benar dalam melaksanakan kepemimpinan. Ini berarti memperlihatkan perilaku adil,jujur, baik, dan patut dalam melaksanakan kepemimpinan. Pemimpin moral ingat bahwa bisnis juga terkait dengan nilai-nilai, bukan hanya prestasi ekonomi.

Yap, itulah tentang kepemimpinan. Semoga apa yang saya share ini bisa menambah pengetahuan kalian ya. Thank you :3

No comments:

Post a Comment