Wednesday, October 31, 2012

Hello from here :D

Hellooooo :3
I'm the admin of this blog. My name is Dwi Martsitta Ariani Putri, but just call me Sitta. I was born in March 14, 1993. I've lived at Surabaya for 19 years. Now, i'm majoring accounting at STIE Perbanas Surabaya, class of 2012. Still new, right? Hehe. My student number is 2012310765. Why i make this blog? Because it's the part of "Introduction to Business and Management" subject assessment. And my lecturer, Mr. Harry asked us to post a topic review that already presented by each group each week.
I hope all of my posts are useful for readers. And don't forget to comment ya :D
Thank you and enjoy reading :D

Saturday, October 27, 2012

Penjualan Saham Bank Mutiara Macet

Bank Mutiara
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Manajemen PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) menyampaikan paparannya ke otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait rencana penjualan saham bank yang dahulunya bernama Century ini. Sejauh ini, belum ada investor yang memenuhi persyaratan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk melakukan transaksi tersebut.

"LPS menyatakan belum ada investor yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan," kata Direktur Utama Bank Mutiara, Maryono, dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (9/10). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24/ 2004 tentang LPS menyebutkan LPS selaku pemegang saham Bank Mutiara memiliki wewenang melakukan penjualan saham Bank Mutiara.

LPS telah melakukan pengumuman terkait penjualan saham tersebut di sejumlah media massa. Khususnya terkait rangkaian proses penjualan saham. Namun, karena belum ada yang berminat maka LPS akan membuka kembali proses penjualan saham Bank Mutiara pada waktu yang ditentukan kemudian.

Penawaran pembelian saham Bank Mutiara telah dibuka LPS sejak 1 Oktober lalu hingga akhir tahun ini. Menurut informasi sebelumnya dikabarkan ada tiga calon investor yang menaruh minat membeli saham bank tersebut yang nilainya mencapai Rp 6,7 triliun. 

Sayangnya, ketiganya tak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan Bank Indonesia. "Menurut aturan, jika tak ada pembeli yang berminat dengan harga jual minimal tersebut, maka LPS akan menjualnya dengan harga pasar yang terbaik," kata Ketua Dewan Komisioner LPS, Heru Budiargo.

Redaktur: Hafidz Muftisany

Reporter: Mutia Ramadhan

Source: republika.co.id

CIMB Niaga Tawarkan Obligasi Rp 500 Miliar

CIMB Niaga
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menawarkan Obligasi I Tahun 2012 mencapai Rp 500 miliar. Nilai kuponnya berkisar 6,5 persen hingga 8,2 persen.


Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance, Frenkie Natawijaya, mengatakan obligasi tersebut terdiri dari dua seri. Seri A berjangka waktu atau tenor 370 hari. Kupon bunganya berkisar 6,5 persen hingga 7,1 persen. Seri B berjangka waktu tiga tahun. "Kupon bunganya berkisar 7,5 persen hingga 8,2 persen," kata Frengkie. 

Dana yang diperoleh dari hasil obligasi ini akan digunakan sebagai modal kerja. Sebagian besar di antaranya untuk pembiayaan kendaraan bermotor roda empat. Sisanya, 25 persen, untuk melunasi utang pada bank yang akan jatuh tempo November tahun ini.

Potensi menambah porsi obligasi akibat kelebihan permintaan masih bisa terjadi. Oleh karenanya, perusahaan mematok levelnya paling tinggi satu triliun rupiah. CIMB Securities bertindak selaku penjamin emisi obligasi. "Kami optimis obligasi ini akan terserap pasar," kata Direktur CIMB Securities Indonesia, Yuga Nugraha. 

Masa penawaran awal obligasi ini akan dilakukan pada 18-30 Oktober 2012. Perusahaan telah mengantongu peringkat AA+ dari PT Fitch Ratings Indonesia.

Kredit SME tumbuh 23 Persen

Sementara itu, PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) menargetkan penyaluran kredit small medium enterprises (SME) tahun ini mencapai Rp 22 triliun. 

Artinya, tumbuh 23 persen. Hingga akhir September 2012, kredit SME yang telah disalurkan mencapai Rp 20 triliun.

Direktur Commercial Banking dan Syariah CIMB Niaga, Handoyo Soebali, mangatakan tahun lalu perusahaan telah menyakurkan kredit SME hingga Rp 17 triliun. "Pertumbuhan kreditnya saat itu 22 persen," katanya.

Kelas kredit SME terbagi dua. Pertama, kelas menengah yang menyerap 66 persen dari total penyaluran. Kedua, kelas mikro yang menyerap 33 persen dari total penyaluran. Nasabah SME CIMB Niaga bergerak di sektor pertanian plasma, perdagangan, hingga perkebunan.


Redaktur: Djibril Muhammad
Reporter: Mutia Ramadhani

Source: republika.co.id

Thursday, October 25, 2012

Bank Syariah Mandiri Butuh 2.800 Pegawai, Berminat?

BSM
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri Syariah (BSM) masih membutuhkan sekitar 2.800 pegawai lagi pada tahun 2012. Pegawai tersebut diharapkan dapat mengisi kekosongan pegawai di kantor pusat dan cabang BSM yang tesebar di seluruh Indonesia.

Wakil Presiden PT Bank Mandiri Syariah, Eka Bramantya Danuwirana, menyebutkan jumlah ini masih lebih sedikit dibandingkan rekrutmen BSM tahun lalu. Pada 2011 BSM sudah merekrut sekitar 3.552 pegawai. Mereka ditempatkan di kantor-kantor cabang BSM yang baru di kota-kota di Indonesia. 

"Pegawai ini terdiri dari pegawai kontrak, tetap, dan outsourcing," ujar Eka kepada wartawan, usai menjadi pemateri dalam HR Syariah Summit, Rabu (11/4).

Meskipun membutuhkan cukup banyak pegawai, Eka menyebutkan BSM tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan perusahaan dalam perekrutan. Salah satu upaya yang dilakukan BSM dalam perekrutan adalah melakukan early recruitment program (ERP). Kegiatan ini dilakukan dengan masuk ke universitas-universitas di Indonesia untuk mencari calon-calon pegawai baru yang dapat dididik untuk bergabung dengan BSM.

Para mahasiswa yang terpilih diberi pengarahan dan pendidikan selama kurang lebih satu pekan. Setelah pendidikan mereka diajak bergabung dengan BSM dan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan perbankan syariah, khususnya BSM. "Mereka diberi gaji dan insentif layaknya pegawai kami," tutur Eka.

Bila mahasiswa ini berkinerja baik, mereka kemudian diangkat menjadi pegawai kontrak BSM. Namun bila tidak terpilih, BSM memberikan mereka sertifikat yang dapat mereka jual ke bank lain sebagai nilai tambah bagi mahasiswa setelah lulus.

Eka menyebutkan melalui program ini BSM berhasil mendapatkan pegawai-pegawai berkualitas yang memiliki potensi besar. Animo mahasiswa dalam hal ini cukup besar sehingga perekrutan ini dinilai cukup berhasil.

BSM memiliki program pengembangan pegawai sendiri. Setiap pegawai tidak hanya diberikan pendidikan tentang hal-hal yang wajib mereka ketahui tetapi juga memberikan wawasan, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. "Kami memberikan beasiswa pascasarjana untuk karyawan," kata Eka.

Selain itu BSM juga memberikan kebebasan bagi pegawai untuk berkembang. Misalnya saat pegawai ingin mencoba tantangan di cabang, BSM dengan senang hati memfasilitasi.

Terkait perekrutan, Eka mengatakan pihaknya selalu melakukan evaluasi terhadap pegawai. Evaluasi ini dilakukan untuk menilai kembali kinerja pegawai setiap tiga bulan. Seluruh pegawai, termasuk kepala divisi mendapatkan evaluasi tersebut. "Jadi bukan berarti sudah menjadi kepala divisi lalu aman dari evaluasi," tutur Eka.


Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Friska Yolandha


Pengurangan PNS Baru Lebih Efektif, Daripada Pensiun Dini

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara EE Mangindaan lebih memilih untuk mengurangi penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) dibandingkan dengan kebijakan pensiun dini. Pasalnya dengan penerimaan PNS secara selektif itu dapat mengurangi beban anggaran negara.

Menurut Mangindaan tidak semua PNS mau disuruh pensiun dini.  Opsi yang diajukan oleh Kementerian Keuangan hanya merupakan salah satu alternatif saja.  "Mana mau seenaknya kita disuruh pensiun dini dan sebagainya,"ujarnya, di kantor presiden, Jumat (24/6).

Ada beberapa alternatif lain. Seperti dengan mengatur penerimaan pegawai negeri sipil.  Jumlah penerimaan setiap tahunnya akan terus dikurangi.  Mengenai hal itu pun, jelas Mangindaan, sudah dibicarakan dengan Kementerian Keuangan.  


"Itu sudah kita bicarakan dengan menteri keuangan, selektif, dan kita kurangi. Istilahnya bukan kuota, tapi formasi sehingga bisa menjawab masalah yang tadi,"terangnya.

Sebetulnya, ungkap Mangindaan, para pegawai yang masuk dengan pensiun itu relatif sama.  Hanya saja permasalahan pengawai honorer itu yang perlu diselesaikan karena jumlahnya cukup besar.  Untuk masalah honorer ini, pihaknya sudah membicarakannya dengan Menteri Dalam Negero dan Pemerintah di Daerah.

Sebelumnya Kementerian Keuangan mendorong para pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengajukan pensiun dini. Imbauan pemerintah itu bertujuan untuk merampingkan struktur birokrasi, sehingga tidak membebani anggaran.

Sebagai stimulus, pemerintah sedang mengkaji kompensasi atau pesangon bagi PNS yang pensiun dini secara sukarela. Menurut Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, kompensasi itu mirip kebijakan golden shake hand di perusahaan swasta, yaitu pegawai yang pensiun dini mendapat pesangon lumayan besar.


Redaktur: taufik rachman
Sumber: antara

Source: republika.co.id

Alfamart Bakal Akuisisi Alfamidi?

Minimarket milik Alfamart dan Indomaret
JAKARTA, KOMPAS.com — PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfa) berambisi memperluas pasarnya di industri minimarket Tanah Air. Pemilik jaringan Alfamart ini berencana mengakuisisi PT Midi Utama Indonesia Tbk. Midi Utama (MIDI) sendiri adalah pengelola jaringan minimarket Alfamidi, Alfa Express, dan Lawson. Saat ini, Alfaria mengempit 12,75 persen saham MIDI.
Alfaria sudah mengajukan permohonan konsultasi atas rencana akuisisi Midi Utama kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pada 18 September 2012.

Senin (22/10/2012) kemarin, wasit persaingan usaha itu memberikan lampu hijau. Juru Bicara KPPU Ahmad Junaidi menyebut, rencana akuisisi Midi Utama oleh Sumber Alfaria bukan subyek hukum yang wajib notifikasi ke KPPU. Menurut Junaidi, dari sisi jumlah aset dan omzet hasil, penggabungan kedua perusahaan itu memang memenuhi ketentuan untuk wajib lapor, yakni beraset gabungan minimal Rp 2,5 triliun dan beromzet minimal Rp 5 triliun. "Tetapi, karena keduanya perusahaan terafiliasi, di bawah satu pengendalian, maka terlepas dari kewajiban itu,” ungkapnya, Selasa (23/10). Dalam dokumen yang diserahkan ke KPPU, Alfa menyebut, total aset gabungan setelah akuisisi mencapai Rp 6,29 triliun, mengacu data tahun lalu. Sementara total omzet sebesar Rp 20,8 triliun.

Sejauh ini masih belum jelas betul berapa jumlah saham Midi Utama yang bakal Sumber Alfaria caplok. Termasuk pemilik saham yang bakal terkena proses akuisisi ini.
Bisa jadi Alfa bakal mengambil alih sisa 71,82 persen saham yang saat ini masih dipegang perusahaan lain, minus 15,43 persen saham milik publik. Sayang, tak satu pun manajemen Alfaria yang bersedia berkomentar soal rencana akuisisi ini. Wakil Presiden Direktur Sumber Alfaria Trijaya Pudjianto mengaku tidak tahu-menahu tentang akuisisi.  "Kalau soal aksi korporasi begitu, saya tidak tahu. Tanyakan langsung kepada pemilik kami, Djoko Susanto," elaknya kepada KONTAN, Selasa (23/10). Djoko Susanto sendiri tidak menggubris panggilan dan pesan singkat dari KONTAN. Malah, Feny Djoko Susanto, anak Djoko Susanto sekaligus Presiden Direktur Sumber Alfaria Trijaya juga tidak mau berkomentar. "Saya no comment, lah," katanya.

Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta menilai rencana akusisi tidak ada hubungannya dengan aturan waralaba yang bakal membatasi gerai pewaralaba, termasuk milik Sumber Alfaria. Kementerian Perdagangan lewat aturan waralaba memang membatasi gerai milik sendiri paling banter 150 gerai ditambah 60 persen dari sisa gerai yang ada. Adapun sisanya wajib diwaralabakan. "Ini strategi bisnis supaya lebih efisien daripada mengurus dua merek," katanya.
Justru dengan proses akuisisi ini, menurutnya, Sumber Alfaria bakal bisa memperbesar pasar ritel modern terutama minimarket. Apalagi minimarket Alfamart yang dikelola Alfaria punya saingan berat dari Indomaret yang dikelola Indomarco Prismatama. Selan itu, langkah akuisisi ini diprediksi untuk mempercepat laju bisnis Midi Utama, terutama perkembangan convenience store Lawson.

Menurut sumber KONTAN, semenjak ada investor Jepang di tubuh Midi Utama, yakni Lawson Asia Pacific Holdings Ltd, perkembangan gerai Lawson seolah kalah cepat dengan sang pesaing, yakni 7 Eleven. "Pak Djoko ingin berlari 100 km, tapi Lawson maunya 40 km," ucapnya. (Dupla Kartini, Markus Sumartomdjon, Adisti Dini Indreswari, Narita Indrastiti/Kontan)


Sumber :
KONTAN
Editor :
Erlangga Djumena

Source: kompas.com

Saturday, October 20, 2012

Wirausaha, Fokus pada Penjualan


KOMPAS.com — Berwirausaha, apakah itu dalam bidang jasa atau memproduksi barang, selalu ada sesuatu yang dijual. Penjualan akan menghasilkan uang bagi wirausahawan. Salah satu masalah yang sering ditemui ketika seseorang memulai usahanya adalah belum mengetahui cara yang tepat dalam menjual atau menawarkan produk yang dimilikinya. Akibatnya, tentu saja usaha menjadi tidak berkembang.
Dalam bahasa sederhana, Tung Desem Waringin, konsultan dan penulis buku marketing, bisnis berarti menawarkan sesuatu. Menurut Tung, dalam menawarkan sesuatu ada lima hal yang harus diperhatikan.
Pertama, penawaran itu harus menarik. Untuk mengetahui apakah penawaran yang kita berikan kepada konsumen menarik atau tidak, perlu mengukurnya dengan membandingkan penawaran lain. Selain itu, perlu membangun kepercayaan dari konsumen. Kepercayaan dari konsumen dapat dibangun dengan berbagai macam cara. Misalnya saja dengan memberikan garansi kepada pembeli sehingga pembeli merasa aman dan tidak menanggung risiko ketika membeli produk barang atau jasa yang ditawarkan.
Langkah selanjutnya, pebisnis perlu menyampaikan keterangan mengenai apa yang dijual dengan tepat. “Hanya dengan memberikan penjelasan tentang proses produksi, orang akan lebih tertarik untuk membeli. Semisal, air mineral ini diproses melalui sekian kali penyaringan,” jelas Tung.
Penawaran ini juga harus disampaikan kepada sasaran yang tepat. “Menawarkan sebuah mobil mewah dengan potongan harga 50 persen kepada pengemis di pinggir jalan tidak akan laku karena tidak tepat sasarannya. Dia tidak akan membeli walaupun mobil itu ditawarkan dengan potongan harga besar,” kata Tung lagi.
Terakhir, atur pasokan dan permintaan agar ada kelangkaan sehingga barang yang ditawarkan dicari-cari. “Jika kita berbisnis dan penjualan belum maksimal, coba periksa, mungkin ada salah satu dari lima poin itu yang salah. Bisa jadi salah pasar atau penyampaiannya kurang tepat,” kata pria berkacamata yang memiliki beragam bisnis mulai dari pelatihan hingga batubara ini.
Hal senada disampaikan oleh Peni Pramono, penulis berbagai macam buku mengenai usaha kecil dan menengah UKM. Menurut Peni, pengusaha harus benar-benar menaruh perhatian pada pemasaran produk.
“Karena pemasaran akan menghasilkan penjualan dan penjualan akan menghasilkan perputaran roda usaha. Oleh sebab itu, dua pertiga upaya dari pemilik usaha adalah memikirkan cara-cara pemasaran. Dari dua pertiga perhatian itu, dua pertiganya lagi difokuskan pada cara penjualan produk. Penjualanlah yang mampu langsung membuat kas usaha bertambah. Semua usaha perlu kas untuk bergerak,” kata Peni yang juga membuka kursus akuntansi untuk UKM ini.
Peni mengakui, membangun sebuah usaha mandiri tidak mudah. Membangun usaha memerlukan waktu, fondasi, dan rancang bangun. “Produk yang tidak layak beli tidak bisa dipakai untuk membangun usaha. Produk itu hanya bisa dipakai untuk mencari uang,” katanya.
Dia menekankan, dalam membangun usaha, produk tidak harus sempurna, tetapi harus layak beli. Dari layak beli bisa terus dikembangkan untuk membangun dinding demi dinding. Semakin hari produk semakin dihargai, meskipun berubah rupa, tetap memiliki jiwa yang sama, yaitu layak beli.
Melawan hambatan menta
Walaupun tidak mudah, banyak orang yang ingin membuka usaha untuk meningkatkan kesejahteraannya. Tetapi, sukses berbisnis memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang menjadi tantangan dalam menjalankan usaha ini.
“Sering ada mental block yang terkait dengan sistem kepercayaan dalam diri seseorang. Hal ini terkait dengan masa lalu, menurut apa yang didengar, apa yang dirasa dan dilihat seseorang,” ujar Tung.
Dia menjelaskan, seseorang yang berkomunikasi dengan dirinya sendiri tentang bisnis dan memiliki pandangan yang salah tidak akan dapat mewujudkan mimpinya menjadi wirausahawan. Seperti apa pun dia mengikuti pelatihan, tidak akan melangkah maju untuk berusaha jika halangan mental ini tidak disingkirkan.
Misalnya ada orang yang bertanya pada dirinya, bagaimana kalau berbisnis dan akhirnya rugi? Dia akan diliputi ketakutannya sendiri. Berbeda dari orang yang bertanya pada dirinya dengan pertanyaan serupa tetapi tidak sama, kalau saya tidak berwirausaha sekarang apa ruginya? Apa untungnya? Kalau berwirausaha sejak muda apa untungnya, kalau wirausaha yang dijalankan berhasil tentu akan dapat menikmati, dan jika gagal akan memiliki waktu lebih panjang untuk memperbaikinya.
Selain pertentangan dalam diri, persaingan usaha menjadi salah satu momok dalam berusaha. Peni berpendapat, walaupun struktur bisnis UKM sederhana, menggeliatkan usaha bukanlah hal yang sederhana. Area usaha UKM tidak jauh-jauh dari apa yang bisa dikerjakan oleh orang pada umumnya. “Itu sebabnya, satu orang sukses bikin keripik, tetangga kiri kanan, depan belakang melirik mencoba-coba juga. Persaingan di tingkat kecil-kecil ini bisa membuat putus asa, karena dengan banyaknya pemain, produk mesti diperkenalkan,” kata Peni.
Pengusaha UKM bisa panik bila akhirnya omzet menurun dan ngos-ngosan untuk menghasilkan penjualan yang nilainya cukup berarti. Jika sudah panik, bisa jadi segala bentuk promosi diiyakan saja tanpa perhitungan matang. Tanpa sempat berpikir apakah ada manfaat dari biaya yang terbayarkan tersebut, apalagi kalau ditambah godaan dari penjaja media iklan yang memberikan iming-iming diskon dan pasang iklan gratis, atau intimidasi bahwa si pesaing memasang iklan yang lebih besar lagi.
Pengeluaran-pengeluaran yang tidak disiplin ini dapat memicu ketimpangan antara pendapatan dan pengeluaran. Semakin besar, semakin memperkecil arus kas dan akhirnya memakan modal. Tetaplah fokus pada penjualan….
Editor :
Erlangga Djumena
Source: kompas.com

Unair Meraih ISO 9001:2008, IWA 2:2007 dan Malcolm Baldrige

Ilustrasi Unair
SURABAYA, KOMPAS.com - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menjadi satu-satunya perguruan tinggi Indonesia yang lolos mendapatkan tiga sertifikasi sekaligus yakni ISO 9001:2008, IWA 2:2007, dan Malcolm Baldrige.
“Prestasi itu dicapai melalui proses yang cukup panjang, karena itu tiga sertifikasi itu merupakan kado terbaik untuk Lustrum XI,” kata Wakil Rektor (Warek) I Unair, Prof. Dr. H. Moch. Zainuddin, Apt, di Surabaya, Jumat (4/12).
Menurut dia, audit ISO, IWA 2 dan Malcolm Baldrige itu dilakukan sebuah lembaga sertifikasi ternama yakni Bureau Veritas Certification.
“Mereka melakukan audit eksternal selama tiga hari mulai tanggal 2-4 Desember 2009 dengan ketua tim auditor dari Bureau Veritas yakni Yulius Untung, M.Eng,” katanya.
Setelah diaudit sesuai standar mutu yang tertera dalam pasal-pasal ISO 9001:2008, IWA 2:2007 dan Malcolm Baldrige, Unair akhirnya dinyatakan layak dan berhak untuk mengantongi tiga sertifikasi itu.
Menurut Yulius Untung, ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007 adalah standar yang dirujuk untuk institusi pendidikan, sedangkan Malcolm Baldrige adalah skore yang ditentukan dari pengukuran result kinerja atau performance sebuah institusi.
“Dalam National Quality Award Level, tingkatan kualitas sebuah institusi tidak hanya sekadar diukur dari tahapan ISO, namun juga meningkat ke tahap performance management dan juga business excellence,” katanya.
Dalam pencapaian business excellence itu, Unair sebagai institusi pendidikan yang memiliki mutu terstandarisasi harus mampu memberikan layanan terbaik kepada stakeholder (pengguna layanan).
“Tak hanya sekadar proses pelaksanaan manajemen layanan itu, namun juga penilaian terhadap hasil kinerjanya. Kelebihan Unair dalam pengelolaan adalah adanya Airlangga Integrated Management Systems (AIMS) yang saya rasa baru satu-satunya di perguruan tinggi,” katanya.
Sumber :
ANT
Editor :
bnj

Source: kompas.com

Ini Bisnisku, Bisnis Kamu Apa?

Ciptakan dulu idenya, lalu cepat-cepat dirikan bisnismu. Ada banyak sesi seminar untuk belajar dan bazar yang bisa diikuti agar bisnismu eksis.
Hervinny Wongso

Keramaian pengunjung mengunjungi bot tarot,
dok. Pop Up Market
BOT aneka warna terpampang rapi di rak. Di belakangnya, puluhan jins buatan lokal dan luar juga digantung. “Kita bawa sebagian besar stok dari toko,” cerita Bhisma Setia Diandra, 22, saat dijumpai di kehebohan Pop Up Market, siang itu (10/3).
Booth berukuran 4 x 4 meter yang ditempati Bhisma memajang produk The Denim Vault. Toko yang berdiri enam bulan lalu di Kemang ini merupakan salah satu dari 52 booth yang ikut serta dalam Pop Up Market. Acara dengan suasana pusat perbelanjaan di Inggris, Carnaby Street, itu garapan mahasiswa bisnis Prasetya Mulia Business School Jakarta.
Kepada Move, Tegar Syaaf, 19, wakil ketua panitia penyelenggara Pop Up Market, menjelaskan 60% booth di acara ini dialokasikan untuk mahasiswa. “Namun kita undang juga produk umum supaya bisa lebih ramai,” jelas Tegar.
Produk yang dipamerkan juga bervariasi. Selain fesyen yang mendominasi, hasil kerajinan tangan seperti kreasi gantungan baju, jam domino, casing laptop, cupcakes, hingga kue berbahan sayur juga ikut serta dalam pameran.
“Target pengunjung kita memang anak muda,” tambah mahasiswa jurusan marketing ini. Karena itu, selain belanja, panitia memberikan hiburan seperti band, fashion show, hingga pantomim yang berjalan di tengah-tengah pengunjung.
“Enggak nyesel sih kalau mau belanja. Produknya keren. Hehe,” ucap Dennis, mahasiswa Bisnis Marketing Institut Teknologi Bandung (ITB), yang datang bersama dua temannya siang itu.
Es krim kering
Dalam tiga hari, tercatat 13.790 orang hadir dalam acara tersebut. Tak hanya produk lokal Jakarta, mahasiswa asal Bandung juga tak ketinggalan dalam bazar yang berlangsung selama tiga hari itu. Saat Move tiba, Ayu Gema, 19, bersama dengan lima temannya tampak melayani pengunjung yang mengunjungi booth Darthead.
Sejumlah tas, meja, dan gantungan baju dengan hiasan gambar dijual di tempat tersebut. “Harganya mulai Rp125 ribu sampai Rp300 ribu,” tutur mahasiswi Sekolah Bisnis Dan Manajemen ITB itu.
Rupanya, Ayu sudah beberapa kali ikut serta dalam kegiatan pameran. Salah satu produk yang dijualnya adalah es kering. Di luar dugaan, hidangan yang disajikan dengan biskuit ini ternyata berhasil menarik minat banyak teman kampus. Dari sana, bisnis es kering itu pun mulai dikembangkan. “Sekarang kita sudah jualan di Dago Asri,” terangnya.
Ketertarikan Ayu untuk belajar bisnis pada awalnya muncul karena melihat rutinitas sang ayah yang punya usaha di bidang mebel dan laundry. Setelah memutuskan untuk mengambil jurusan marketing, ia pun semakin banyak mendapat pelajaran tentang bisnis. Dari situlah keinginan untuk terjun di bidang ini bertambah. Kelak, Ayu mengaku ingin menekuni bisnis makanan. “Soalnya lebih cepat laku. Hehe.”
Minat untuk menekuni bisnis juga dirasakan Kevin Lawira. Dari hobinya terhadap sepatu, Kevin memulai berbisnis sepatu dengan merek Raga, bersama dua temannya pada 2010.
Lewat modal bersama hingga Rp100 juta, mahasiswa jurusan bisnis ini memproduksi sepatu yang ditargetkan untuk pasar anak muda. Harga jualnya berkisar Rp600 ribu hingga Rp1 juta.
Walau belum menghasilkan keuntungan yang terlalu besar, Kevin mengaku sudah berencana menjalani bidang ini dengan serius. “Keseruannya adalah aku bisa bikin usaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja baru,” terangnya.
Potensial
“Tiga sampai lima tahun terakhir, perkembangan anak muda yang menjalani bisnis sudah semakin signifikan,” ucap presiden alias pemilik keripik Maicih, Reza Nurhilman, 24, saat diwawancarai Move pada kesempatan terpisah.
Salah satu indikasinya ialah semakin seringnya kampus mengadakan seminar bertema entrepreneurship.
Diakui Reza, modal besar tak lagi menjadi syarat utama untuk membangun bisnis. Terlebih, bagi mereka yang bergerak di bisnis kebutuhan primer seperti sandang, papan, dan pangan. “Modal banyak bukan jaminan. Asal bisa mengemasnya dengan menarik, hasilnya pasti bisa maksimal,” ujar pria yang mengaku sangat memanfaatkan networking power untuk mengembangkan usaha keripik yang diluncurkan sejak Juni 2010 itu.
Besarnya keuntungan bisnis memang menggiurkan. Namun kepada sahabat Move, Reza mengingatkan bahwa bisnis juga penuh tantangan. Untuk itu, mahasiswa Jurusan Marketing Universitas Maranatha Bandung ini menekankan pentingnya keberanian menghadapi risiko. “Bangun mental. Kalau sudah siap, ya, jalan.” Kamu, mau bisnis apa nih?
By movers
Tuesday March 20, 2012

Sudhamek AWS: Lompatan ‘Ini Kacangku’

Chief Executive Officer (CEO) GarudaFood Sudhamek AWS
KOMPAS.com — Kelompok bisnis GarudaFood muncul relatif cepat karena baru mengembangkan bisnisnya akhir tahun 1970-an. Kini GarudaFood yang berada di bawah perusahaan induk Tudung Grup memiliki sekitar 20.000 pekerja langsung dan 3.000 pekerja tak langsung.

GarudaFood yang bertolak dari perusahaan keluarga yang berbasis di Pati, Jawa Tengah, ini kini mulai merambah secara perlahan jadi perusahaan multinasional. Hal itu antara lain dengan menjajaki pengembangan usahanya ke China dan kemungkinan ke beberapa negara di Asia Tenggara.
Chief Executive Officer (CEO) GarudaFood Sudhamek AWS mengungkapkan, GarudaFood melompat cepat saat muncul dengan slogan iklan ”Ini Kacangku”. Berikut petikan wawancara dengan ayah dari dua putra dan seorang putri di Jakarta pada pertengahan Agustus 2010:
GarudaFood relatif melompat cepat, apa kiatnya?
Kami mulai dari kacang kulit dan saya terlibat akhir tahun 1994. Saya melihat peluang. Kakak saya (11 orang, saya paling bungsu) meminta menangani ini. Industri kacang ini lebih pada produksi. Saya melihat kurangnya pemasaran. Dari kacamata konsumen, mereka melihat kacang itu lebih dari sekadar produk kacang, tetapi masuk dalam kategori snack (makanan kecil). Kalau sudah kategori ini, tak bisa lagi dilihat komoditas. Saya mulai mengubahnya, termasuk membuat merek. Awalnya tidak mulus. Semua stakeholder waktu itu berpikir usaha kacang kok mau pakai merek, apalagi butuh uang banyak. Namun, saya yakin dan pantang mundur. Saya yakinkan kalau terus seperti ini, akan tetap kecil dan bertarung di laut yang sama atau red ocean. Sama-sama kelelahan. Mereka akhirnya setuju. Saya siapkan uang sekitar Rp 600 juta. Awalnya gagal. Sempat nervous juga.
Sudah dengan merek Garuda?
Merek kacang Garuda itu sejak awal tahun 1980-an. Saat itu ada dua merek, yakni Naga Terbang dan Garuda. Dalam perjalanan, merek Garuda yang dikembangkan. Dengan organisasi yang kecil, kemampuan terbatas, tetap diupayakan. Pemasaran itu seperti koin, setengah seni dan lainnya ilmu. Waktu itu kami lebih pada seni. Kreativitas.
Setelah sempat gagal?
Kami ulangi lagi dan jalan. Mulai melompat jauh saat muncul slogan yang terkenal, ”Ini Kacangku”. Hanya harus diakui, sebelum semuanya itu, dilakukan pembenahan serius pada distribusi. Ini kan negara kepulauan. Kalau masuk dalam fast moving consumen goods (barang konsumsi), tanpa menangani jalur distribusi, akan gagal. Kami benahi distribusi dari tahun 1991 sampai 1994. Setelah baik, kami mulai beriklan. Sempat gagal, tetapi kemudian berhasil.
Mengapa harus distribusi?
Dalam strategi pemasaran itu kan ada dua. Push (dorong) dan pull (tarik). Saat membenahi distribusi, itu push, dan saat mulai beriklan, itu pullPull itu karena yang ditarik adalah konsumen dan push itu yang didorong pedagang. Bagaimana pedagang mau menjual produk kami saat kami masih tak ada apa-apanya. Kami pelan-pelan, sabar, dan telaten. Akhirnya bisa masuk dan kini produk kami merata. Ditambah dengan pull, akhirnya terjadi lompatan besar.
Masuk ke kacang atom?
Saya berpikir, tak pernah berhenti. Tahun 1996, kami mulai masuk ke produk dengan subkategori baru. Setelah kacang kulit, masuk ke kacang atom. Semua ini karena kami punya jaringan distribusi. Saya berpikir kenapa kami tidak ada produk lainnya selain kacang kulit.
Bagaimana dengan “stakeholder”, terutama keluarga?
Karena mereka sudah melihat saya sukses dengan kacang kulit, mereka sepakat masuk ke kacang atom. Kebetulan kakak perempuan saya ahli dalam kacang atom dan dia berkenan bergabung dengan saudara-saudaranya yang laki-laki. Jadi, semuanya bisa jalan. Terjadi lompatan lain lagi.
Perusahaan keluarga biasanya tak kompak?
Ini mimpi saya yang kedua. Membawa perusahaan keluarga ini menjalani transformasi manajemen yang baik. Mimpi yang pertama membawa perusahaan ini menjangkau secara nasional dan regional. Kakak-kakak saya juga legowo memberikan kepercayaan kepada saya. Mimpi saya, kalau bisa transformasi dari manajemen keluarga ke manajemen modern, ini bisa jalan ke tahapan 65 sampai 70 persen, sudah bagus.
Peran orangtua?
Ayah saya (Darmo Putro) almarhum maupun ibu (Poesponingroem) almarhum, dengan ekspresi bicaranya yang berbeda-beda, tetapi esensinya sama, yakni sangat mengutamakan kekompakan, persatuan. Keluarga kami adalah orang-orang yang sangat aktif. Dan syukur dengan nilai-nilai yang ditanamkan itu akhirnya tetap bersatu. Ego-ego dikesampingkan dan bisa menghasilkan seperti ini.
Sejak awal di kacang?
Ayah itu terlibat sejak usaha kacang ini dibangun kakak-kakak. Ayah merestuinya. Ayah tadinya berdagang tapioka, hasil bumi di Jawa tengah. Ayah saya ikut campur sampai akhir tahun 1978. Ibu saya mendukung dengan merawat keluarga.
Semangat yang ditanamkan ayah dan ibu?
Kami punya semangat pendiri. Ini pelajaran yang diberikan orangtua, semacam mantra. Yang ada itu kemudian saya ambil esensinya. Seperti berlian begitulah. Di situ dikatakan, sebuah kesuksesan itu dimulai dari kejujuran, ketekunan, dan keuletan, yang diiringi dengan doa. Nilai semacam ini selalu ditekankan orangtua kami dan jangan lupa juga bersyukur. Semua ini lantas menjadi mantra bagi perusahaan ini dalam menapak bisnis.
Bahan baku kacang bagaimana?
Agrobisnis di Indonesia ini tantangan terbesar ada pada manajemen suplai. Harus diatur karena kuantitas juga problem, begitu juga kualitasnya. Padahal, di konsumen sana, kami muncul dengan merek tertentu dengan kualitas yang terjamin. Ini tantangan. Kami akhirnya mau tak mau juga harus masuk ke hulu. Ada perkebunan kami sendiri, ada yang kerja sama dengan petani. Model plasma dan inti seperti di kelapa sawit. Kami punya perkebunan kacang di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tanah di Jawa agak sulit. Di Lombok juga relatif mudah dalam berusaha. Juga minim gangguan, terutama dalam penelitian varietas unggul. Untuk penelitian ini, diperlukan waktu 27 bulan. Bangun pabrik bisa cepat paling beberapa bulan. Tetapi, untuk sebuah varietas, perlu lama karena ada uji multilokasi. Tanaman kacang itu sekitar 100 hari, uji lagi 100 hari lagi, sampai ditemukan benih yang betul-betul kami kehendaki. Lalu, ada sertifikat dari Departemen Pertanian. Biar jangan diambil pesaing, kacang itu perlu dilindungi.
Soal ekspor ke mana saja?
Kami ekspor ke banyak negara sekalipun dari sisi nilai belum sesuai yang diharapkan. Tetapi, kalau kita mau masuk dalam pemain internasional, proses evolusinya melalui beberapa tahapan. Ekspor dulu, kemudian mulai waralaba (franchise), kemudian usaha patungan, dan investasi langsung. Kalau sudah di banyak negara, menjadi perusahaan multinasional. Kami menggunakan kerangka ini. Ada yang mulai kami ekspor dan waralaba, seperti China. Namun, di beberapa negara lainnya mulai dengan usaha patungan atau investasi langsung.
Mengapa di China?
Perusahaan kami baru saja muncul sehingga agak terlambat ke China. Pasar di sana sudah penuh dengan pesaing (ketat), tetapi ada peluang. Ada sekitar 790 juta penduduk di pedesaan dan kini sedang digarap ekonominya. Mereka juga belum loyal pada produk tertentu. Jadi, peluangnya besar, apalagi 790 juta orang ini tiga kali dari jumlah penduduk kita. Kami mengakuisisi sebuah perusahaan lokal yang sudah punya jaringan distribusi. Merek kami kacang Garuda tetap dipakai di sana tentunya dengan penampilan setempat. Ini kan kebanggaan perusahaan, jadi tetap kami tonjolkan pada produk-produk kami di sana. Namun, merek lainnya juga dikembangkan sesuai riset pasar mana yang pas tentunya dengan logo kacang Garuda tetap ada.
Soal penerus?
Kini pendekatan kami manajemen modern berdasarkan kompetensi. Kalau anak stakeholder baik, kompeten, dan bisa bekerja keras, mengapa tidak. Daripada dia bekerja pada perusahaan lain. Tetapi, tetap kompetensi. Yang profesional juga harus kompetensi. Pokoknya yang terbaik yang akan dipilih. Saya sekarang juga sudah tidak terlalu terlibat. Saya lebih menanamkan nilai. Makanya, saya lebih banyak di perusahaan induk, Tudung Grup. (Pieter P Gero)

Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Erlangga Djumena

Source: kompas.com

Tren Terkini Tempat Kerja Fleksibel

sheknows.com
BERDASARKAN survei Regus International sebuah perusahaan penyedia tempat kerja fleksibel dengan layanan produk dan servis sarana perkantoran mengatakan tren tempat bekerja saat ini lebih fleksibel.
Tren ini di Indonesia bisa diperluas bukan sekedar di kantor tetapi bisa di rumah atau bisnis lounge. Berikut ini pendapat menarik CEO Regus Asia Filippo Sarti terkait tren tempat bekerja dalam siaran pers yang diterima mediaindonesia.com, Selasa (28/8).
Menurut Filippo Sarti, ada alternatif lain selain kantor dan rumah untuk bekerja. Alternatif ini bisa menggunakan perpustakaan, kedai kopi, pusat bisnis dan lounge bisnis untuk bekerja dari jarak jauh. Tren ini sangat terkait dengan tren global untuk bekerja dengan cara lebih fleksibel.
Sebenarnya alternatif pilihan tempat bekerja itu bukanlah hal baru. Siapapun bisa memeriksa surat elektronik di sebuah kedai kopi atau bekerja dari mobil.
Di Eropa tren tempat kerja yang fleksibel sudah muncul dengan adanya ruang kerja di dekat tempat orang-orang tinggal dan bepergian. Seperti yang dilakukan operator kereta api di Perancis dan Belanda. Mereka bermitra dengan Regus untuk membuka pusat bisnis terbuka di stasiun-stasiun. Shell dan Regus mengawali penyediaan akses instan lounge bisnis di SPBU. Sementara itu Extra Motorway Services dan Regus membuka drop-in ruang kerja di pinggir jalan raya penting di Inggris.

Ruang kerja baru tersebut membuat orang-orang melakukan pekerjaan lebih dekat dengan rumah, pelanggan atau fasilitas rekreasi.

Nampaknya tren tempat kerja fleksibel juga mulai diminati Amerika Serikat. Meskipun perusahaan di sana masih menghargai kantor dan bertatap muka dengan staf setuap harinya, tetapi fakta menjelaskan bahwa staf dipaksa menjalani perjalanan rata-rata jauh ke kantor.
Oleh karena itu permintaan tren tempat kerja fleksibel yang disediakan Regus meningkat di pusat perbelanjaan di Amerika Serikat. Masyarakat menyatakan keinginannya bekerja di lokasi yang dekat dengan kehidupan keseharian atau kebiasaan mereka berbelanja. (*/OL-06)
Penulis : Annisa Indri Lestari

Kenali Kemauan Pasar

Hingga akhir tahun, bisnis properti di Indonesia adalah 
bisnis paling menguntungkan saat ini.
JAKARTA,KOMPAS.com - Competition is beautiful. Persaingan itu indah. Begitulah impresi yang diperoleh saat menyaksikan kompetisi bisnis yang amat ketat di antara para pemain bisnis ritel Indonesia saat ini. Mereka saling memperagakan strategi mutakhir dan formula pemasaran yang mengasyikkan  disimak. Konsumen di kota-kota besar pada awal  tahun 1980-an, pernah melihat betapa perkasa pusat belanja bernama Gelael Supermarket. Ia lebih bertaring lagi ketika disandingkan dalam satu gedung dengan Kentucky Fried Chicken (KFC). Konsumen yang hendak makan di KFC bisa meluangkan waktu  berbelanja di Gelael Supermarket. Begitu sebaliknya. Kondisi ini bertahan hampir lima belas tahun.

Ketika Hero datang masuk pasar ritel, terutama di Ibu Kota, Gelael masih tenang-tenang saja. Saat Hero makin berkibar, baru terasa bahwa sengatannya berpengaruh mengurangi kilap Gelael. Akhir tahun 1990-an, Gelael makin tersudut sehingga hanya mempertahankan tidak lebih dari 15 supermarket. Kini hanya beberapa Gelael yang masih bertahan. Meredupnya kilap Gelael Supermarket membuat Hero tampak lebih perkasa di lapangan. Akan tetapi, keasyikan berada di wilayah unggul membuat Hero terkesan kurang waspada. Ketika pusat perkulakan Makro datang, Hero masih tetap kokoh. Tatkala Hypermart, Carrefour, dan Lotte datang, Hero juga masih kuat. 

Akan tetapi, ketika Carrefour terus berekspansi dan bahkan menjadi penghela pengunjung di mal-mal besar, perlahan kilau Hero melemah. Pusat perbelanjaan ini berusaha bangkit dan melakukan inovasi, tetapi pangsanya hampir tuntas digerogoti pusat perbelanjaan yang jauh lebih lengkap, lebih luas, dan harga bersaing. Nasib Hero hampir mirip nasib Gelael Supermarket. Jika saja dilakukan terobosan-terobosan baru yang sangat menggetarkan pasar, tentu peluangnya untuk menjadi raksasa kembali, tetap terbuka. Kedua nama itu sudah berlabuh lama di hati konsumen. Bangkit kembali dengan formula dan (mungkin) genre baru bukan hal mustahil.

Hal yang menarik perhatian banyak pengamat bisnis ritel adalah berubahnya sejumlah perusahaan besar. Lihat misalnya Coca Cola. Banyak merek baru datang, banyak pula minuman ringan yang menawarkan kesejukan, kenyamanan, tetapi Coca Cola mampu bertahan, dengan sentuhan rasa khas. Ketika ia dikritik menjadi salah satu (dari sangat banyak penyebab) diabetes, Coca Cola muncul dengan Coca Cola diet. Ketika ia masih dikritik karena mengandung kafein tinggi, ia muncul dengan varian baru,very low caffeineTentu banyak perusahaan melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik. Misalnya Garuda Indonesia. Maskapai ini di antaranya menyegarkan kru pesawat, menggusur pesawat tua, meningkatkan skala amat tinggi untuk kualitas layanan penumpang, dan menyediakan makanan lebih lezat. Pada akhirnya,  Garuda, mampu merebut pasar dalam negeri dengan spektrum luas, kendati harga tiketnya lebih mahal dibandingkan semua maskapai dalam negeri lain. Ke luar negeri, maskapai ini juga sukses. Tak ayal, Garuda Indonesia menjadi maskapai terbaik di dunia. Prestasi ini sangat mengesankan sebab terjadi ketika begitu banyak maskapai kenamaan dunia  rugi besar, bahkan terancam tutup.

Masih banyak perusahaan lain yang berubah untuk meraih prestasi. Toko ritel Alfamart sekadar menyebut contoh, terus menyesuaikan diri dengan perkembangan dan permintaan pasar. Alfamart misalnya, mengantisipasi pasar dengan Alfa Midi (empat kali lebih besar dari Alfamart). Perusahaan ini juga membuka Alfa Express dengan ”pembawaan” baru. Kuat dugaan, Alfamart mengantisipasi tuntutan baru konsumen dan membendung pengaruh serbuan pusat perbelanjaan raksasa.

Para usahawan properti juga terus mengikuti tuntutan pasar. Ketika membangun Mal Central Park, usahawan Trihatma Kusuma Haliman berpikir keras karena mal baru ini terletak di tengah-tengah dua mal, yakni Mal Taman Anggrek dan Mal Ciputra. Kedua mal itu sudah mempunyai pasar yang luas. Maka mal yang ia bangun harus membawa genre baru. Maka,  Central Park dibangun dengan taman raksasa, dengan konsep berbelanja yang atraktif. Jadilah Central Park  salah satu tujuan utama warga berbelanja. Ini menyangkut keberanian menawarkan aliran baru dalam dunia mal nasional.
Keberanian melakukan perubahan, kecerdasan membaca tren konsumen, dan kemampuan menawarkan kemasan baru yang bagus, menentukan masa depan sebuah kerajaan bisnis.
Editor :
Rusdi Amral

Source: kompas.com