Ilustrasi |
Aksi korporasi
penggabungan kedua perusahaan yang bergerak di sektor petrokimia tersebut akan
dilakukan melalui RUPSLB yang dijadwalkan 27 Oktober 2010. Diharapkan,
perusahaan baru dengan nama PT Chandra Asri Petrochemical Tbk sudah efektif
pada 1 Januari 2011. PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk, kata Suryandi, selanjutnya akan menjadi sebuah perusahaan petrokimia
yang terintegrasi dengan kegiatan usaha yang mencakup hampir semua aspek rantai
produksi petrokimia dan menghasilkan beberapa produk untuk memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat luas. Gabungan kedua perusahaan tersebut juga akan membuat
perusahaan baru yang lebih efisien dan menguntungkan bagi perusahaan, pemegang
saham, dan pemangku kepentingan lainnya.
Menurut Suryandi,
merger Tri Polyta dengan PT Chandra Asri merupakan merger vertikal antaranak
perusahaan PT Barito Pacific Tbk. Menurut dia, tidak akan ada benturan
kepentingan, mengingat merger yang dilakukan terbatas pada pertukaran saham (share swap) antarkedua perusahaan. ”Merger ini akan
memberikan sinergi yang menguntungkan bagi kedua perusahaan. Sebab, selama ini
kebutuhan bahan baku kami dipenuhi oleh PT Chandra Asri,” kata Suryandi. Beberapa manfaat yang
dihasilkan dari penggabungan Chandra Asri dan Tri Polyta di antaranya akan
membuat aktivitas produksi lebih efisien sehingga akan memberikan keuntungan
strategis jangka panjang dari sisi operasional dan logistik.
Dengan menjadi
perusahaan petrokimia yang terintegrasi, perusahaan yang baru akan memiliki
kemampuan pendanaan yang lebih besar dan menciptakan peluang bisnis lebih baik
sehingga dapat meningkatkan kinerja perseroan.
Menurut Sekretaris
Perusahaan Chandra Asri Suhat Miyarso, keputusan merger dilakukan setelah
melalui proses uji tuntas (due dilligence) ketat sejak Juli 2010. Proses tersebut dilakukan dengan
memerhatikan masukan untuk menciptakan keuntungan bagi semua pemegang saham dan
pemangku kepentingan perseroan. ”Proses merger ini juga telah memerhatikan
beberapa aspek, seperti kepentingan karyawan, kreditor, pemegang saham, dan stakeholder lainnya dari kedua perusahaan,” ujar Suhat
menegaskan.
Tri Polyta yang
berdiri tahun 1988 dan beroperasi komersial sejak tahun 1992 merupakan
perusahaan yang memproduksi bijih plastik polypropylene dengan kapasitas produksi saat ini 360 kiloton
per annum. Polypropylene adalah bahan baku untuk beberapa produk konsumen, seperti
kemasan makanan, perabot rumah tangga, komponen otomotif, dan peralatan
elektronik. PT Barito Pacific Tbk
pada 5 Agustus 2008 menguasai 77,93 persen saham Tri Polyta. Dengan pangsa
pasar sebesar 46 persen, total aset Tri Polyta saat ini 280 juta dollar AS atau
sekitar Rp 2,5 triliun.(REI)
Sumber
:
Kompas Cetak
Editor
:
Erlangga Djumena
Source: kompas.com
No comments:
Post a Comment