Dari judulnya saja, pasti sudah kelihatan apa yang akan saya
ulas kali ini. Yap, saya akan membahas tentang seluk-beluk bisnis. Sebelum
masuk ke pemahaman lebih lanjut, kita harus tahu terlebih dahulu apa yang
dimaksud dengan bisnis. Bisnis (business) adalah aktivitas apapun yang
berusaha untuk menghasilkan barang dan jasa kepada pihak lain, dengan tujuan
memperoleh laba. Laba (profit) adalah jumlah uang yang
diperoleh dari sebuah bisnis selain dari jumlah yang dikeluarkan untuk gaji dan
biaya-biaya lainnya. Tapi, tidak semua pengusaha bisa mendapat keuntungan dari
bisnisnya. Pengusaha (entrepreneur) adalah orang yang
mempertaruhkan waktu dan uang untuk memulai dan mengelola bisnis. Selain laba,
dalam bisnis kita juga mengenal istilah pendapatan. Pendapatan tidaklah sama
dengan laba. Pendapatan (revenue) adalah jumlah total uang yang
didapat sebuah bisnis dalam satu periode tertentu dengan menjual barang dan
jasa. Ada juga istilah kerugian (loss), yang terjadi apabila biaya-biaya
bisnis lebih besar daripada pendapatannya. Bila bisnis mengalami kerugian,
kemungkinan bisnis tersebut akan ditutup, dan itu berarti kegagalan seorang
pengusaha dalam berbisnis. Untuk memulai bisnis, pasti juga ada risiko. Risiko (risk) adalah peluang seorang pengusaha kehilangan waktu dan uang
dalam sebuah bisnis yang mungkin nantinya tidak menguntungkan.
Bisnis juga dapat meningkatkan standar kehidupan dan kualitas
hidup setiap orang. Lho, kok bisa? Ya, karena dengan adanya bisnis, berarti
akan ada pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Melalui pajak tersebut,
pemerintah dapat menambah atau memperbaiki fasilitas-fasiltas umum, seperti
sekolah, rumah sakit, taman, dan sebagainya. Dengan kata lain kata lain,
semakin banyak bisnis dan perusahaan yang berdiri di suatu negara, maka standar
kehidupan dan kaulitas kehidupan warga negara tersebut juga akan semakin
meningkat.
Dalam dunia bisnis, pasti ada pihak-pihak yang berperan di dalamnya,
yang biasa disebut pemangku kepentingan (stakeholders). Pemangku kepentingan
(stakeholders) adalah semua orang yang mungkin memperoleh keuntungan atau
kerugian dari kebijakan-kebijakan dan aktivitas-aktivitas perusahaan. Pemangku
kepentingan nggak cuma pemegang saham aja, tetapi juga pelanggan, karyawan,
pemasok, diler, bankir, masyarakat sekitar (contohnya, kelompok-kelompik
kepentingan dalam komunitas), pemerhati lingkungan, dan pimpinan pemerintahan
terpilih.
Pada umumnya, tujuan bisnis adalah mendapatkan laba yang
sebesar-besarnya. Namun, tidak semua organisasi berpusat pada perolehan laba.
Misalnya seperti sekolah, gereja, lembaga amal, dan sebagainya. Contoh-contoh
tersebut termasuk dalam organisasi nirlaba (nonprofit organization), yang merupakan
organisasi yang tujuan-tujuannya tidak mencakup penciptaan laba pribadi bagi
pemilik atau pengelolanya. Semua keuntungan yang didapat digunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan sosial atau pendidikan dari organisasi. Sama seperti
bisnis yang lain, bila kita ingin menggeluti organisasi nirlaba, kita juga
harus mempelajari keahlian-keahlian bisnis, seperti manajemen informasi,
kepemimpinan, pemasaran, dan manajemen keuangan.
Menjadi seorang yang sukses dalam bisnis bisa melalui dua cara,
meniti karier di perusahaan milik orang lain, atau menjadi pemilik atas usaha
kita sendiri. Keuntungan bila bekerja di perusahaan orang lain adalah kita bisa
mendapatkan fasilitas-fasilitas, seperti liburan, asuransi, kendaraan pribadi,
dsb. Kita juga tidak perlu menanggung risiko atas kewirausahaan perusahaan
tersebut. Namun, bila kita membuka usaha sendiri, kita tidak bisa mendapatkan
keuntungan-keuntungan tersebut di atas. Mengapa? Karena sebagian besar waktu
kita pasti akan tersita untuk mengawasi dan menjalankan bisnis kita. Kita juga
harus menanggung segala risiko yang terjadi pada perusahaan kita. Itulah
sebabnya mengapa sebagian besar orang lebih memilih untuk bekerja untuk orang
lain daripada berwirausaha sendiri.
Kesuksesan suatu bisnis juga nggak terlepas dari faktor-faktor
produksi lho. Faktor-faktor produksi adalah sumber-sumber daya yang digunakan
untuk menciptakan kekayaan. Faktor-faktor produksi antara lain:
1.Tanah (atau sumber-sumber daya alami)
2.Tenaga kerja (para pekerja)
3.Modal. (Ini termasuk mesin-mesin, peralatan, gedung-gedung,
atau apapun juga yang digunakan dalam produksi barang. Ini tidak mencakup uang;
uang digunakan untuk membeli faktor-faktor produksi).
4.Kewirausahaan
5.Pengetahuan
Tidak semua negara yang mempunyai banyak tanah dan sumber daya
alam merupakan negara kaya. Contohnya, Indonesia. Negara kita ini mempunyai
tanah dan sumber-sumber daya alam yang sangat melimpah disbanding dengan negara
berkembang lainnya. Tetapi, Indonesia bukan merupakan negara kaya. Kok bisa?
Apalah arti sumber alam melimpah tanpa pengelolaan yang baik dan maksimal.
Pengelolaan ini berhubungan dengan faktor produksi yang keempat dan kelima,
yaitu kewirausahaan dan pengetahuan. Tanpa adanya kombinasi kewirausahaan
dan pengetahuan yang baik, ketiga faktor
produksi yang lain juga tidak akan ada gunanya.
Selanjutnya adalah tentang lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis
adalah faktor-faktor sekitar yang dapat membantu atau menghambat perkembangan
bisnis. Ada lima unsur dalam lingkungan bisnis, yaitu:
1. Lingkungan
ekonomi dan bisnis
Banyak orang yang mau memulai bisnis apabila risiko kehilangan
uang mereka tidak besar. Sebagian risiko tersebut mencakup sistem perekonomian
dan bagaimana pemerintah bekerja sama untuk mengatasi hal tersebut. Pada
akhirnya, pemerintah harus mencari cara agar orang-orang mau berwirausaha.
Pertama, pemerintah dapat menjaga pajak dan regulasi pada tingkat minimum.
Kedua, mengizinkan kepemilikan bisnis swasta. Ketiga, meminimalkan campur
tangan pemerintah dalam pertukaran barang dan jasa. Keempat, menerbitkan peraturan-peraturan
yang memungkinkan para pelaku bisnis untuk menulis kontrak-kontrak yang berlaku
di pengadilan. Kelima, menciptakan satu mata uang yang dapat diperdagangakn di
pasar dunia. Keenam, membantu meminimalkan korupsi dalam bisnis dan dalam jajaran
karyawan pemerintahan sendiri.
2. Lingkungan
teknologi
Teknologi adalah segala sesuatu mulai dari telepon dan mesin
fotokopi hingga komputer, peralatan kedokteran, personal digital assistants,
dan berbagai program perangkat lunak yang menjadikan proses-proses bisnis lebih
efektif, efisien, dan produktif. Efektif berarti memberikan hasil yang
diinginkan. Efisien berarti memproduksi barang dan jasa dengan menggunakan
jumlah sumber daya yang paling sedikit. Sedangkan produktivitas adalah jumlah
keluaran yang dihasilkan dengan menggunakan jumlah masukan tertentu (misalnya
jumlah jam kerja). Dengan adanya teknologi, segala pekerjaan kita akan menjadi
lebih mudah. Apalagi dengan dikembangkannya internet, transaksi bisnis pun bisa
dilakukan tanpa kesulitan. Saat ini, banyak orang lebih memilih untuk melakukan
pembelian dan penjualan barang melalui internet, atau yang biasa disebut
e-commerce.
3. Lingkungan
persaingan
Berkembang pesatnya
perusahaan menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat.
Mereka berlomba-lomba untuk membuat produk dengan kualitas tinggi dan berusaha
memuaskan keinginan konsumen. Ada dua cara untuk dapat bersaing dengan bisnis
lainnya. Pertama, bersaing dengan cara melebihi harapan pelanggan. Maksudnya,
produsen berusaha untuk mendahulukan apa yang diinginkan konsumen. Meskipun
kualitas produk yang ditawarkan baik, namun juga harus diikuti oleh tingkat
layanan yang baik, agar konsumen puas. Kedua, bersaing dengan cara
restrukturisasi dan pemberdayaan. Ini dilakukan perusahaan dengan cara
membekali para pekerja mereka agar dapat merespon permintaan-permintaan
pelanggan dan mengambil keputusan dengan cepat, tanpa harus berkonsultasi
dengan manajer terlebih dahulu.
4. Lingkungan
sosial
Lingkungan sosial juga mempengaruhi bisnis. Populasi yang
beragam menjadi tantangan bagi bisnis untuk dapat mengelola angkatan kerja yang
beragam. Dengan lebih banyak perempuan yang memasuki lapangan kerja, perusahaan
telah mengimplementasikan berbagai program untuk membantu keluarga-keluarga
dengan dua penghasilan dan keluarga-keluarga dengan orang tua tunggal. Banyak
pemberi kerja yang menyediakan tempat penitipan anak untuk mempertahankan
karyawan mereka. Ancaman terbesar bagi bisnis adalah hilangnya kepercayaan yang
disebabkan oleh skandal.
5. Lingkungan
bisnis global
Lingkungan global memberikan pengaruh yang tidak kalah penting.
Dua perubahan penting dalam lingkungan global adalah tumbuhnya persaingan
internasional dan meningkatnya perdagangan bebas antarbangsa, karena adanya
perbaikan transportasi dan komunikasi. Ancaman perang dan terorisme juga
mempengaruhi bisnis. Banyak pekerja perusahaan yang bergabung dengan angkatan
bersenjata saat perang terjadi. Selain itu, pertumbuhan perusahaan juga lambat,
karena dana telah dialihkan untuk membiayai perang dan pembuatan senjata.
Terorisme juga menambah besarnya biaya-biaya organisasi, termasuk biaya petugas
keamanan, peralatan keamanan, dan asuransi.
Itulah sekilas tentang bisnis yang sudah saya ceritakan dari
awal mula hingga apa saja yang dapat mempengaruhinya. Semoga tulisan saya ini
bermanfaat bagi semua pembaca ya :) See you on my next topic.
No comments:
Post a Comment