Monday, October 15, 2012

Bab 1. Mengelola dalam lingkungan bisnis dinamis: Mengambil Risiko dan Menghasilkan Laba

Dari judulnya saja, pasti sudah kelihatan apa yang akan saya ulas kali ini. Yap, saya akan membahas tentang seluk-beluk bisnis. Sebelum masuk ke pemahaman lebih lanjut, kita harus tahu terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan bisnis. Bisnis (business) adalah aktivitas apapun yang berusaha untuk menghasilkan barang dan jasa kepada pihak lain, dengan tujuan memperoleh laba. Laba (profit) adalah jumlah uang yang diperoleh dari sebuah bisnis selain dari jumlah yang dikeluarkan untuk gaji dan biaya-biaya lainnya. Tapi, tidak semua pengusaha bisa mendapat keuntungan dari bisnisnya. Pengusaha (entrepreneur) adalah orang yang mempertaruhkan waktu dan uang untuk memulai dan mengelola bisnis. Selain laba, dalam bisnis kita juga mengenal istilah pendapatan. Pendapatan tidaklah sama dengan laba. Pendapatan (revenue) adalah jumlah total uang yang didapat sebuah bisnis dalam satu periode tertentu dengan menjual barang dan jasa. Ada juga istilah kerugian (loss), yang terjadi apabila biaya-biaya bisnis lebih besar daripada pendapatannya. Bila bisnis mengalami kerugian, kemungkinan bisnis tersebut akan ditutup, dan itu berarti kegagalan seorang pengusaha dalam berbisnis. Untuk memulai bisnis, pasti juga ada risiko. Risiko (risk) adalah peluang seorang pengusaha kehilangan waktu dan uang dalam sebuah bisnis yang mungkin nantinya tidak menguntungkan.

Bisnis juga dapat meningkatkan standar kehidupan dan kualitas hidup setiap orang. Lho, kok bisa? Ya, karena dengan adanya bisnis, berarti akan ada pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Melalui pajak tersebut, pemerintah dapat menambah atau memperbaiki fasilitas-fasiltas umum, seperti sekolah, rumah sakit, taman, dan sebagainya. Dengan kata lain kata lain, semakin banyak bisnis dan perusahaan yang berdiri di suatu negara, maka standar kehidupan dan kaulitas kehidupan warga negara tersebut juga akan semakin meningkat.

Dalam dunia bisnis, pasti ada pihak-pihak yang berperan di dalamnya, yang biasa disebut pemangku kepentingan (stakeholders). Pemangku kepentingan (stakeholders) adalah semua orang yang mungkin memperoleh keuntungan atau kerugian dari kebijakan-kebijakan dan aktivitas-aktivitas perusahaan. Pemangku kepentingan nggak cuma pemegang saham aja, tetapi juga pelanggan, karyawan, pemasok, diler, bankir, masyarakat sekitar (contohnya, kelompok-kelompik kepentingan dalam komunitas), pemerhati lingkungan, dan pimpinan pemerintahan terpilih.
Pada umumnya, tujuan bisnis adalah mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Namun, tidak semua organisasi berpusat pada perolehan laba. Misalnya seperti sekolah, gereja, lembaga amal, dan sebagainya. Contoh-contoh tersebut termasuk dalam organisasi nirlaba (nonprofit organization), yang merupakan organisasi yang tujuan-tujuannya tidak mencakup penciptaan laba pribadi bagi pemilik atau pengelolanya. Semua keuntungan yang didapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial atau pendidikan dari organisasi. Sama seperti bisnis yang lain, bila kita ingin menggeluti organisasi nirlaba, kita juga harus mempelajari keahlian-keahlian bisnis, seperti manajemen informasi, kepemimpinan, pemasaran, dan manajemen keuangan.

Menjadi seorang yang sukses dalam bisnis bisa melalui dua cara, meniti karier di perusahaan milik orang lain, atau menjadi pemilik atas usaha kita sendiri. Keuntungan bila bekerja di perusahaan orang lain adalah kita bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas, seperti liburan, asuransi, kendaraan pribadi, dsb. Kita juga tidak perlu menanggung risiko atas kewirausahaan perusahaan tersebut. Namun, bila kita membuka usaha sendiri, kita tidak bisa mendapatkan keuntungan-keuntungan tersebut di atas. Mengapa? Karena sebagian besar waktu kita pasti akan tersita untuk mengawasi dan menjalankan bisnis kita. Kita juga harus menanggung segala risiko yang terjadi pada perusahaan kita. Itulah sebabnya mengapa sebagian besar orang lebih memilih untuk bekerja untuk orang lain daripada berwirausaha sendiri.

Kesuksesan suatu bisnis juga nggak terlepas dari faktor-faktor produksi lho. Faktor-faktor produksi adalah sumber-sumber daya yang digunakan untuk menciptakan kekayaan. Faktor-faktor produksi antara lain:

1.Tanah (atau sumber-sumber daya alami)
2.Tenaga kerja (para pekerja)
3.Modal. (Ini termasuk mesin-mesin, peralatan, gedung-gedung, atau apapun juga yang digunakan dalam produksi barang. Ini tidak mencakup uang; uang digunakan untuk membeli faktor-faktor produksi).
4.Kewirausahaan
5.Pengetahuan

Tidak semua negara yang mempunyai banyak tanah dan sumber daya alam merupakan negara kaya. Contohnya, Indonesia. Negara kita ini mempunyai tanah dan sumber-sumber daya alam yang sangat melimpah disbanding dengan negara berkembang lainnya. Tetapi, Indonesia bukan merupakan negara kaya. Kok bisa? Apalah arti sumber alam melimpah tanpa pengelolaan yang baik dan maksimal. Pengelolaan ini berhubungan dengan faktor produksi yang keempat dan kelima, yaitu kewirausahaan dan pengetahuan. Tanpa adanya kombinasi kewirausahaan dan  pengetahuan yang baik, ketiga faktor produksi yang lain juga tidak akan ada gunanya.

Selanjutnya adalah tentang lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis adalah faktor-faktor sekitar yang dapat membantu atau menghambat perkembangan bisnis. Ada lima unsur dalam lingkungan bisnis, yaitu:
1. Lingkungan ekonomi dan bisnis
Banyak orang yang mau memulai bisnis apabila risiko kehilangan uang mereka tidak besar. Sebagian risiko tersebut mencakup sistem perekonomian dan bagaimana pemerintah bekerja sama untuk mengatasi hal tersebut. Pada akhirnya, pemerintah harus mencari cara agar orang-orang mau berwirausaha. Pertama, pemerintah dapat menjaga pajak dan regulasi pada tingkat minimum. Kedua, mengizinkan kepemilikan bisnis swasta. Ketiga, meminimalkan campur tangan pemerintah dalam pertukaran barang dan jasa. Keempat, menerbitkan peraturan-peraturan yang memungkinkan para pelaku bisnis untuk menulis kontrak-kontrak yang berlaku di pengadilan. Kelima, menciptakan satu mata uang yang dapat diperdagangakn di pasar dunia. Keenam, membantu meminimalkan korupsi dalam bisnis dan dalam jajaran karyawan pemerintahan sendiri.
2. Lingkungan teknologi
Teknologi adalah segala sesuatu mulai dari telepon dan mesin fotokopi hingga komputer, peralatan kedokteran, personal digital assistants, dan berbagai program perangkat lunak yang menjadikan proses-proses bisnis lebih efektif, efisien, dan produktif. Efektif berarti memberikan hasil yang diinginkan. Efisien berarti memproduksi barang dan jasa dengan menggunakan jumlah sumber daya yang paling sedikit. Sedangkan produktivitas adalah jumlah keluaran yang dihasilkan dengan menggunakan jumlah masukan tertentu (misalnya jumlah jam kerja). Dengan adanya teknologi, segala pekerjaan kita akan menjadi lebih mudah. Apalagi dengan dikembangkannya internet, transaksi bisnis pun bisa dilakukan tanpa kesulitan. Saat ini, banyak orang lebih memilih untuk melakukan pembelian dan penjualan barang melalui internet, atau yang biasa disebut e-commerce.
3. Lingkungan persaingan
Berkembang pesatnya  perusahaan menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Mereka berlomba-lomba untuk membuat produk dengan kualitas tinggi dan berusaha memuaskan keinginan konsumen. Ada dua cara untuk dapat bersaing dengan bisnis lainnya. Pertama, bersaing dengan cara melebihi harapan pelanggan. Maksudnya, produsen berusaha untuk mendahulukan apa yang diinginkan konsumen. Meskipun kualitas produk yang ditawarkan baik, namun juga harus diikuti oleh tingkat layanan yang baik, agar konsumen puas. Kedua, bersaing dengan cara restrukturisasi dan pemberdayaan. Ini dilakukan perusahaan dengan cara membekali para pekerja mereka agar dapat merespon permintaan-permintaan pelanggan dan mengambil keputusan dengan cepat, tanpa harus berkonsultasi dengan manajer terlebih dahulu.
4. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial juga mempengaruhi bisnis. Populasi yang beragam menjadi tantangan bagi bisnis untuk dapat mengelola angkatan kerja yang beragam. Dengan lebih banyak perempuan yang memasuki lapangan kerja, perusahaan telah mengimplementasikan berbagai program untuk membantu keluarga-keluarga dengan dua penghasilan dan keluarga-keluarga dengan orang tua tunggal. Banyak pemberi kerja yang menyediakan tempat penitipan anak untuk mempertahankan karyawan mereka. Ancaman terbesar bagi bisnis adalah hilangnya kepercayaan yang disebabkan oleh skandal.
5. Lingkungan bisnis global
Lingkungan global memberikan pengaruh yang tidak kalah penting. Dua perubahan penting dalam lingkungan global adalah tumbuhnya persaingan internasional dan meningkatnya perdagangan bebas antarbangsa, karena adanya perbaikan transportasi dan komunikasi. Ancaman perang dan terorisme juga mempengaruhi bisnis. Banyak pekerja perusahaan yang bergabung dengan angkatan bersenjata saat perang terjadi. Selain itu, pertumbuhan perusahaan juga lambat, karena dana telah dialihkan untuk membiayai perang dan pembuatan senjata. Terorisme juga menambah besarnya biaya-biaya organisasi, termasuk biaya petugas keamanan, peralatan keamanan, dan asuransi.

Itulah sekilas tentang bisnis yang sudah saya ceritakan dari awal mula hingga apa saja yang dapat mempengaruhinya. Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi semua pembaca ya :) See you on my next topic.

No comments:

Post a Comment